SLEMAN – Sapa Aruh Ngarsa Dalem Sri Sultan HB X dengan tema besar Jogja Nyawiji Pemilu Damai 2024 diselenggarakan di Monumen Jogja Kembali, Sabtu 28 Oktober 2023.
Sebanyak 7.000 lurah dan pamong kalurahan se -DIY memenuhi kawasan Monumen Jogja Kembali menyaksikan seksama Sapa Aruh Sri Sultan Hamengkubuwono X yang sekaligus Gubernur DIY terkait persiapan menghadapi musim politik jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Acara diselenggarakan Paguyuban Lurah dan Pamong Kalurahan se-Daerah Istimewa Yogyakarta “Nayantaka”.
Seluruh pamong di DIY turut hadir seperti yang paling jauh jaraknya ke acara di monumen Jogja kembali adalah lurah dan pamong dari wilayah Kabupaten Kulonprogo dan Gunungkidul, seperti Drs. Supardal SH Lurah Kalurahan Ngleri Kapanewon Playen Kabupaten Gunungkidul bersama rombongan pamongnya sudah berangkat sejak pukul 05.30 dan di Monjali dapat bertemu dan saling reuni dengan pamong-pamong lain khususnya dari Sleman mengingat sebelum menjadi lurah di Ngleri, ia adalah panewu Depok Kabupaten Sleman.
Sementara Lurah Condongcatur, Reno Candra Sangaji, S.IP, M.IP bersama sembilan pamong lain mengatakan, karena jarak yang relatif dekat maka berangkat sekitar pukul 06.45. “Kami mengikuti acara ini sebagai bentuk rasa tanggung jawab bersama sama pamong se-DIY untuk ikut menciptakan Yogya yang aman, damai dan tetap guyub rukun. Meskipun pilihannya berbeda saat Pemilu 2024 nanti, karena perbedaan adalah sunatullah yang terpenting tetap menjaga persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa,” ucap Reno.
Dalam Sapa Aruh “Jogja Nyawiji ing Pesta Demokrasi” Sri Sultan Hamengkuwono menyampaikan pesan dan ajakan terciptanya Pemilu 2024 yang aman dan damai. Para pamong diminta untuk turut meredam konflik emosional, mengajak masyarakat serta memberdayakan Jagawarga untuk menjaga pesta demokrasi dengan mengedepankan nurani, nalar dan akal sehat.
“Harapan saya adalah, agar rakyat tidak terkotak-kotak hanya karena berbeda calon dan aspirasi. Apalagi hujat-menghujat dan bermusuhan, karena berada di pihak yang berbeda kubu dan partai, masyarakat menginginkan kemajuan dan kemartabatan bangsa, bukan menjadikan Pemilu sekadar ajang perebutan kekuasaan semata,” ungkap Sri Sultan Hamengku Buwono X. (*)