BANTUL – Siswa kelas 2 SMK Negeri 1 Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kerja lapangan selama tiga bulan di sejumlah perusahaan. Mereka kerja langsung ke beberapa perusahaan yang ada di DIY dan sekitarnya.
Pada Jumat 18 Maret 2022, salah satu siswa bernama Maulana Nuril ditugasi untuk membetulkan pompa air di Perumahan Wiyoro The Residence. Nuril yang memakai seragam siswa SMK Negeri 1 Pleret mendampingi teknisi Adin.
Nuril mengungkapkan kerja lapangan di Pandawa Jaya Service sudah sejak Januari 2022. “Kami praktik lapangan di Pandawa Jaya Ringroad Selatan selama tiga bulan. Jadi ini hampir selesai,” ujarnya, sambil membuka baut kran pompa air.
Setelah dibuka bautnya, ternyata air dari dasar sumur bisa naik ke lantai dasar rumah. Tetapi pompanya tidak kuat mendorong air ke tandon air yang ada di lantai dua. Sehingga meski listrik nyala dan pompa hidup, tetapi tidak bisa mengisi air di tandon air di atas.
Teknisi Adin dan Nuril tidak mampu mengatasi persoalan pompa yang kerjanya tidak maksimal. “Saya sudah koordinasi dengan Pak Tri (pimpinan Pandawa Jaya Service), rencananya besok pagi (Sabtu), pompanya mau dibongkar untuk diservis,” kata Adin.
Masalah pompa air seperti ini menjadi pelajaran berharga bagi siswa SMK yang baru kerja lapangan. Selayaknya kasus di lapangan menjadi catatan untuk didiskusikan dengan pengajar saat di kelas. Jadi ada keterkaitan antara kondisi di lapangan kerja dengan pendidikan di sekolah.
Menurut Nuril, ada lima siswa SMK yang kerja lapangan di Pandawa Jaya Service, dua siswa dari SMK Negeri 1 Pleret dan tiga siswa dari SMK Negeri 2 Yogyakarta. Cuma waktu praktiknya berbeda. Jika siswa SMK Negeri 1 Pleret hanya tiga bulan, tetapi siswa dari SMK Negeri 2 Yogyakarta selama enam bulan.
Selama kerja lapangan di tempat service peralatan listrik, para siswa SMK diterjunkan langsung untuk menangani persoalan pompa, kulkas, mesin cuci, televisi, dan AC. Mereka mendapat bimbingan langsung dari teknisi profesional.
Dengan pengalaman kerja yang diperoleh Nuril dan teman-temannya, maka model kerja lapangan seperti ini sangat baik dan perlu didukung bersama. Cuma waktunya yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah serta perusahaan. Sepertinya kerja lapangan selama enam bulan cukup ideal dan sangat positif dirasakan para siswa. (*)