SLEMAN – Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta bekerjasama dengan SD Muhammadiyah Kayen Condongcatur melakukan sosialisasi pendidikan antikorupsi bertempat di Masjid Nurul Hidayah Kayen (NHK), Senin 21 Agustus 2023.
Sosialisasi dihadiri guru dan siswa-siswi SD Muhammadiyah Kayen. Narasumber yang hadir Suyitno, M.Pd, Trisna Sukmayadi, M.Pd dan Mahmuda Ma’arif, M.Pd dari UAD.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SD Muhammadiyah Kayen, Fenty Ihsanty, S.Pd menyambut baik sosialisasi pendidikan antikorupsi yang dilaksanakan disekolahnya.
“Sekolah kami dijadikan percontohan dalam upaya membangun generasi yang sadar akan pentingnya integritas dan kejujuran yang ditanamkan sejak dini melalui sosialisasi anti korupsi ini,” ucap Fenty.
Menurut Fenty, kegiatan ini sebagai bentuk pendekatan dalam memberikan pemahaman sederhana yang kuat tentang bagaimana setiap orang dapat berperan dalam memerangi korupsi.
Dosen UAD sekaligus penyuluh antikorupsi Suyitno, M.Pd, sebagai salah satu narasumber mengatakan, dalam paparan tidak hanya membahas tentang konsep-konsep antikorupsi. Tetapi juga melibatkan para peserta dalam aktivitas yang interaktif dan menginspirasi.
“Melalui penyuluhan pendidikan antikorupsi telah membuktikan bahwa pengetahuan dan kesadaran yang lebih dalam kita dapat menciptakan perubahan yang positif yang akan membimbing kita ke masa depan yang lebih baik,” ujarnya.
Mengenalkan konsep antikorupsi sejak dini sangat penting karena pendidikan dan kesadaran tentang pentingnya integritas, etika, dan transparansi dapat membentuk pola pikir yang menghindarkan perilaku korupsi di masa depan.
Dengan memasukkan nilai-nilai antikorupsi dalam pendidikan, generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang mendorong tata kelola yang lebih baik. Juga dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan.
Kesadaran antikorupsi sejak dini dapat memiliki dampak positif jangka panjang. Beberapa alasan mengapa ini penting: Pertama, pembentukan nilai-nilai positif. Pendidikan antikorupsi membantu membentuk nilai-nilai integritas, kejujuran, tanggung jawab, dan transparansi sejak dini. Ini memberikan landasan kuat bagi anak-anak untuk mengambil keputusan yang etis dan mencegah terjerumus dalam praktik korupsi.
Kedua, pemahaman mengenai dampak negatif. Anak-anak perlu diajarkan mengenai dampak negatif korupsi terhadap masyarakat dan negara. Mereka bisa memahami bagaimana korupsi merugikan pembangunan, menghambat pemerataan, dan merugikan kepentingan banyak orang.
Oleh karena itu, melalui pendidikan yang tepat, kita dapat menciptakan budaya yang menghargai integritas dan melawan korupsi sejak dini, membawa dampak positif bagi perkembangan masyarakat dan negara.
Penyampaian materi yang kreatif mendorong para siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini seperti pada satu momen ketika para siswa sangat bersemangat menyebutkan 9 nilai prinsip antikorupsi.
Prototipe literasi antikorupsi telah menginspirasi peserta berbagai usia. Salah satu peserta yang juga guru, Dhuhana Salsabila mengatakan, melalui prototipe literasi antikorupsi ingin membentuk pribadi yang kuat dan bertanggung jawab untuk membuat perbedaan besar di masa depan.
“Dengan kesadaran yang tumbuh dari berbagai kalangan, saya berharap penyuluhan ini dapat membuka pintu menuju masa depan yang lebih bersih dari korupsi,” tutupnya. (Wasana)