YOGYAKARTA – Anak muda ini hebat. Meski usianya belum genap 30 tahun, tetapi memiliki idealisme dan keinginan yang layak diacungi jempol. Subandi Rianto ingin menjadikan sejarah bangsanya sebagai pemersatu, bukan pemecah belah. Baginya Ilmu Sejarah sebagai ilmu pemersatu bangsa.
Untuk meralisasikan obsesinya, pemuda yang lahir di Yogyakarta 20 Februari 1992 ini mendirikan Lembaga Studi Integritas Media. “Integritas Media saya dirikan pada awal 2019, sebulan setelah ujian tesis dari Ilmu Sejarah UGM,” ujar Subandi Rianto, alumnus S2 Ilmu Sejarah UGM, Rabu 11 Agustus 2021.
Setelah berdiri, Lembaga Studi Integritas Media aktif melaksanakan diskusi berbasis online. Webinar “Historian Talks” yang menghadirkan para mahasiswa, peniliti dan ahli sejarah sudah berlangsung 7 seri. Setiap seri diikuti 20 sampai 30 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
Integritas Media merencanakan pada tahun 2021 melaksanakan program “Sekolah Menulis Desa”. Sebuah konsep pelatihan jurnalistik online dengan menggandeng pegiat-pegiat literasi desa untuk memberikan pelatihan menulis artikel, foto, video, desain grafis, dan podcast. Sasaran utama para pemuda-pemudi desa agar menjadi agen-agen perubahan, mewartakan potensi desanya.
Program selanjutnya pada akhir Desember 2021, akan menerbitkan empat buku tentang “Sejarah Islam Indonesia”. Ke depannya Integritas Media tidak hanya menjadi lembaga studi saja, tetapi juga mampu menjadi konsultan pendampingan pengembangan masyarakat dalam bidang training jurnalistik, penulisan buku, pengembangan sumberdaya manusia, beasiswa, riset, dan personal branding.
Keinginannya yang kuat untuk mengambangkan Integrasi Media, didorong oleh kebanyakan masyarakat yang masih buta sejarah, miskin literasi, dan lebih menyukai hoaks dan provokasi sejarah. “Kami ingin menjadikan ilmu sejarah sebagai ilmu pemersatu bangsa,” tegas Subandi Rianto, yang saat menjadi mahasiswa S1 Unair Surabaya aktif mengadvokasi masyarakat.
Subandi Rianto pernah tergabung dalam Tim Ad-Hoc Pendampingan Masyarakat Teluk Lamong Surabaya saat menghadapi PT Pelabuhan Pelindo II. Dia juga aktif sebagai pengajar di Yayasan Sosial UKMKI Unair, supervisor Sekolah Desa Produktif (SDP) Kenjeran Surabaya, dan Founder Taman Bacaan “Rumah Baca Cendekia” di Surabaya dan Gresik.
Bagi Subandi, idealisme paling utama menjadikan ilmu sejarah sebagai ilmu pemersatu bangsa, bukan menjadi alat pemecah belah, alat kepentingan politik sesaat atau sebagai sarana provokasi. Menurut Subandi. Ilmu Sejarah dalam jangka panjang bisa berfungsi menjadi perekat sosial masyarakat yang kaya akan literasu. Sejarah juga akan menciptakan susunan masyarakat yang plural dan toleran satu sama lain.
Setiap menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus, pemuda yang tinggal Taman KT 1/229, RT 44, RW 10 Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, selalu ingat kata-kata Sjahrir, tokoh yang dikagumi. Menurut Sjahrir, kemerdekaan bukanlah tujuan akhir, rakyat yang bebas berkarya adalah puncaknya.
“Jadi rakyat harus diberi ruang dan dibebaskan untuk berkarya. Jangan dikekang,” tegas Subandi. Salah satu caranya berupaya meningkatkan partisipasi publik atau rakyat terhadap kehidupan politik, ekonomi dan bermasyarakat secara luas sehingga terbentuk peningkatan kualitas bersama.
Para pemuda dan pemudi desa menjadi perhatian Subandi. Anak muda yang dinobatkan sebagai Pemuda Pelopor Kota Yogyakarta 2021 di Bidang Pendidikan berupaya agar anak-anak muda di desa mampu menulis potensi dan sejarah di desanya. “Kami berharap para pemuda desa ikut Sekolah Menulis Desa,” pinta Subandi Rianto.
Aktivitas Subandi Rianto mendapat apresiasi Ahmad Charris Zubair, Ketua Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta. “Saya mengapresiasi setingginya terhadap apa yang dilakukan Mas Subandi Rianto. Bagi saya, anak muda yang diam saja, tidak terseret minum-minuman keras, tidak mengonsumsi narkoda, dan tidak melakukan tindak criminal, itu sudah bagus. Apalagi aktif melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Pak Charris.
Sebagai salah satu juri Pemuda Pelopor Kota Yogyakarta, Ki Sutikno berharap Subandi Rianto bergabung dengan organisasi Pemuda Pelopor Kota Yogyakarta. Jika terus berinteraksi dengan para pemuda berprestasi di bidangnya, maka di antara mereka akan saling asah dan asuh. “Selain itu saya juga berpesan agar para pemuda pelopor itu terus mengolah hati, rasa, piker, raga, dan iman.
Budayawan Achmad Charris Zubair dan pendidik Ki Sutikno memiliki harapan besar, Integritas Media yang digagas Subandi Irianto mampu mewujudkan manusia yang berjiwa merdeka dan bermanfaat. Ada delapan watak yang ada pada jiwa merdeka, yakni tanggungjawab, kekeluargaan, toleransi, musyawarah, demokratis, kebersamaan, disiplin, dan keselarasan. (Ono)
Lihat video Subandi Irianto Pemuda Pelopor Integritas Media