Ternyata Tembakau Itu Lebih dari 60 Rasa

Tembakau pahit, tetapi banyak penggemarnya (Foto: Wiradesa)

BANTUL – Tembakau pahit rasanya tetapi banyak penggemarnya. Di zaman rokok lintingan mesin pabrik, ternyata tingwe–nglinting dewe–membuat sendiri, masih banyak memiliki penggemar. Buktinya ada kedai khusus yang hanya menjual tembakau, dan masih eksis hingga saat ini. Salah satunya adalah kedai tembakau Gandem, yang ada di jalan Wonosari nomor 14, Piyungan, Bantul.

Fajar Romadhon (23 tahun), penjual tembakau di kedai Gandem ini, menyatakan penggemar tembakau linting masih banyak. “Mereka dari kelompok umur 40 tahun ke bawah,” tuturnya.

Bayangan kita tentang tembakau mungkin ya hanya sederhana. Tetapi ternyata, saat ini banyak jenis tembakau menurut asalnya, dan olahan rasanya. “Kami menjual lebih dari 60 jenis tembakau. Dari jumlah itu dikelompokkan menurut asal tembakau tersebut dan rasanya,” kata Fajar menjelaskan.

Menurut pengamatan di kedai tersebut untuk tembakau rasa ada lebih dari 30 macam. Mulai dari rasa anggur mint, anggur original, madu, vodka, whisky, whisky ice, aprl, capucino, red wine, jamaica mint, green tea, leci ice dan masih banyak lagi.

Baca Juga:  Warga Kuden Tolak Rentenir dan Bank Plecit

Sementara untuk tembakau menurut daerah asalnya, ada tembakau Besuki super, A dan B, Madura, Garut, NTB, Kali Turi, Blambangan, Darmawangi dan masih banyak lagi.

Masih ada lagi tembakau yang dikelompokkan menurut olahan rasa sesuai merek rokok yang sudah terkenal. Untuk jenis ini ternyata justru banyak penggemarnya dan harganya pun murah hanya Rp60 ribu per kilogram.

Fajar menunjukkan beberapa jenis tembakau super (Foto: Wiradesa)

Untuk harga paling mahal Rp400 ribu per kilogram. Selain menyediakan berbagai jenis rasa dan asal tembakau, kedai Gandem ini ternyata juga menyediakan perlengkapannya, mulai dari cengkih, uwur, klembak, menyan dan gambir bahkan filter rokok.

Fajar menyatakan peminat rokok naik signifikan semenjak ada pandemi Covid-19. “Ya ada peningkatan yang signifikan saat mulai pandemi Covid-19 kemarin. Mungkin karena dihitung-hitung harganya lebih murah dan praktis,” ujar Fajar sambil melinting tembakau.

Mengenai penggemar tembakau kekinian, Fajar menuturkan banyak penikmat yang membuat kreasi sendiri. “Jadi mereka dalam membuat bumbu atau perasa tidak hanya cengkih atau uwur. Bahkan ada yang menggunakan kayu manis dan beberapa jenis bunga, “ungkapnya.

Baca Juga:  Akibat Gempa 6,4 SR Berpusat di Barat Daya Bantul, 15 Rumah Alami Kerusakan

Dalam penyimpanannya pun, para penikmat tembakau memiliki beberapa trik. “Pembeli biasanya hanya sedikit-sedikit karena cara penyimpanannya tidak mudah,” ujarnya. Salah simpan tembakau bisa kering dan rasanya berubah. Bahkan jika terlalu lembap bisa-bisa tembakaunya jamuran. (HB. Budiyanto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *