UPACARA Adat Wiwitan menjelang panen padi sampai sekarang masih dilaksanakan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tradisi yang sudah turun temurun ini bermuatan kearifan lokal yang sampai saat ini masih relevan bagi kehidupan warga desa.
Nilai kearifan lokal itu, salah satunya rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas panen padi yang berlimpah. “Rasa syukur itu diwujudkan dalam bentuk persembahan kepada Dewi Sri atau Dewi Kesuburan,” ujar Suryani, Dukuh Mantup, Kalurahan Baturetno, Jumat 21 April 2023.
Prosesi adat Wiwitan sebelum panen padi masih dijalankan para petani di Padukuhan Pelem, Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul. Masyarakat desa bertekad untuk melaksanakan acara adat ini agar lestari.
Kelengkapan upacara adat Wiwitan, meliputi tumpeng nasi yang ditaruh bawang merah dan cabai merah ditusuk pakai lidi. Kemudian dilengkapi dengan bunga sesajen, pisang raja, jajanan pasar dan buah, ingkung ayam, dan bumbu dari kedelai.
Upacara adat Wiwitan diawali dengan doa oleh rois atau sesepuh setempat. Kemudian menaruh nasi dan uborampe dalam daun pisang di empat sisi sawah yang akan dipanen, sambil menyenandungkan tembang lir ilir. Setelah itu nasi Wiwit dibagikan kepada masyarakat yang mengikuti prosesi upacara adat Wiwitan.
Pemerintah Kalurahan Baturetno berupaya untuk melestarikan adat yang sudah dijalankan para leluhur, termasuk tradisi Wiwitan. “Aparat pemerintah kalurahan mendukung upaya pelestarian tradisi, adat istiadat,” tegas H Sarjaka, Lurah Baturetno.
Tentu, adat istiadat, tradisi seperti Wiwitan ini bagus untuk dilestarikan, mengingat budaya merupakan identitas bangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia. (*)