PURBALINGGA – Sebanyak 1.043 orang di Kabupaten Purbalingga menderita penyakit Tuberkulosis atau TB. Jumlah tersebut, merupakan pendataan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purbalingga, pada 2021.
Koordinator Jabatan Fungsional Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (JF P2PM) Dinkes Purbalingga Aji Sumbodo mengatakan, berdasarkan pendataan yang dulakukan jumlah terduga TB sebanyak 10.203 di tahun 2021. Setelah dilakukan screening terhadap 4.339 orang, didapati sebanyak 1.043 orang positif terkena TB.
Dia menambahkan, melihat jumlah tersebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga menargetkan pada 2028 mendatang, sudah tak ditemukan lagi pasien TB. “Kabupaten Purbalingga mentargetkan bebas TB pada tahun 2028. Target ini sesuai dengan target Jawa Tengah pada tahun 2028,” tambahnya, kemarin.
Untuk mewujudkan target tersebut, Dinkes Kabupaten Purbalingga telah melakukan langkah-langkah untuk mensukseskan zero TB di tahun 2028. Antara lain dengan mengkampanyekan Gempur TOSS TB atau Gerakan Membara Purbalingga Temukan Obati Sampai Sembuh Penderita TB.
“Kegiatan itu, melibatkan 44 Desa di setiap Puskesmas se-Purbalingga. Kemudian juga melakukan siaran sosialisasi di radio dan pembuatan spanduk di masing-masing pelayanan kesehatan. Serta melakukan rapat lintas sektoral dalam rangka penanganan TB,” imbuhnya.
Terpisah dr Adrian Budi Kusuma, spesialis anak dari RSUD R Goeteng Tarunadibrata mengatakan, diharapkan Purbalingga bisa zero kasus TB khususnya untuk anak-anak di tahun 2030 sebagimana target nasional. Langkahnya dengan melakukan pengobatan sedini mungkin dan minum obat secara teratur.
“Untuk TBC ringan pengobatan selama dan untuk TB ekstraparu berat (TB otak, TB tulang) selama 12 bulan,” jelasnya.
Selain pengobatan untuk pencegahannya harus dilakukan vaksin BCG untuk mencegah sakit TB, terutama TB yang berat. “Segera bawa anak ke dokter, jika anak yang kontak erat dengan pasien TB paru dewasa. Harus diperiksakan ke dokter untuk memastikan ada tidaknya sakit TB. Jika sakit TB segera diberikan obat TB. Jika tidak sakit TB, perlu diberi obat pencegahan,” imbuhnya.
Dia juga menegaskan, TB bukan penyakit turunan namun bisa menular. TB ditularkan salahsatunya melalui percikan air ludah. “Virus bisa masuk ke pernapasan kita dan ke paru-paru, yang akhirnya menyebabkan infeksi dalam tubuh kita, yang disini kalo kita tidak kuat maka bisa langsung TB,” ujarnya. (Prima Intan DI)