Teknik Beternak Lanceng Ala Kelompok Ternak Kebonrejo Gubug Lanceng

Koloni Lebah Lanceng di Gubug Lanceng Kebonrejo, Kamis (22/12/2022). (Foto: Wiradesa)

MAGELANG – Gubug Lanceng sekarang menjadi rujukan usaha budidaya Lebah Lanceng di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Karena Kelompok Ternak Kebonrejo ini berhasil mengembangkan teknik beternak Lanceng yang hasilnya, baik kualitas maupun kuantitasnya dinilai bagus.

“Teknik beternak Lanceng ala Kelompok Ternak Kebonrejo Gubug Lanceng, ada empat hal yang kami perhatikan,” ujar Muhammad Haris, pendiri Gubug Lanceng, saat ditemui Wiradesa.co di Gubug Lanceng Desa Kebonrejo, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis 22 Desember 2022.

Pertama, memperhatikan sumber pakan. Sebagai peternak Lanceng, anggota Kelompok Ternak Kebonrejo, memiliki kesadaran untuk menanam tanaman yang menjadi sumber pakan Lebah Lanceng. Sehingga vegitasi di sekitar lokasi budidaya itu terjaga dan sesuai yang diinginkan Lebah Lanceng.

Tanaman yang ditanam diusahakan mengandung empat hal, yakni nektar, ekstraflural, serbuksari bunga, dan resin atau getah. Zat nektar sebagai sumber madu, sedangkan ekstraflural mengandung cairan yang biasanya ada di ketiak daun. Serbuksari bunga mengandung madu dan resin itu seperti getah sebagai pengikat.

Baca Juga:  Tata Cara Menyantap Songgi
Vegetasi yang terjaga di sekitar kotak-kotak koloni Lebah Lanceng. (Foto: Wiradesa)

Muhammad Haris mengemukakan tidak ada satu pohon yang mengandung empat zat sekaligus yang dibutuhkan Lebah Lanceng. Namun ada satu pohon yang mengandung dua unsur, nektar dan serbuksari bunga, seperti tanaman Palm-palman, pohon Kelapa, Kaliandra, dan Dombeya. Sementara yang mengandung resin, itu seperti pohon Mangga.

Kedua, perawatan. Peternak Lanceng memperhatikan perawatan. Menjaga suhu agar tidak terlalu teduh dan tidak terlalu panas. Usahakan kurang dari 20 persen terkena sinar matahari. Selain menjaga suhu, juga rutin inspeksi atau mengecek untuk menghilangkan gulma atau tumbuhan yang dijadikan media untuk merambat predator.

Selanjutnya dalam perawatan, para peternak agar terus mengontrol sarang. Hilangkan cecak atau binatang yang biasa memakan atau mengganggu Lebah Lanceng. Kemudian kontrol juga koloninya. Pastikan lebahnya sehat, karena jika tidak sehat maka akan melemah dan umumnya mati.

Ketiga, pemanenan. Waktu panennya, jika kemarau, bisa satu bulan sekali, tetapi jika musim penghujan masa panennya dua atau tiga bulan sekali. Anggota Kelompok Ternak Kebonrejo, saat memanen madu Lanceng memakai baju pengaman dan sarung tangan. Setelah dipanen, kemudian dibersihkan, baru diperas dengan disaring dua kali. Terakhir dikemas, memakai botol sesuai ukuran.

Baca Juga:  Tak Lagi Sewakan Tanah ke Perusahaan, Rohana Tanam Sayur-mayur

Keempat, pascapanen. Pemasaran kebanyakan dilakukan secara online dengan menggunakan media sosial, baik Facebook, Instagram, Twitter, maupun TikTok. Selain itu juga melalui marketplace, Tokopedia, Shopee maupun lainnya.

Muhammad Haris, pendiri Gubug Lanceng saat dikunjungi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. (Foto: Istimewa)

Karena cara beternak Lanceng di Kebonrejo, Candimulyo, Magelang, dinilai berhasil dan ada tokohnya, maka Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta Gubug Lanceng dijadikan tempat untuk belajar ternak Lanceng, khususnya bagi warga Jateng. Sejak Ganjar berkunjung ke Kebonrejo, sekarang banyak masyarakat dari berbagai daerah yang  belajar beternak Lanceng di Gubug Lanceng Kebonrejo.

Warga, baik perorangan maupun kelompok yang belajar ternak Lanceng ke Gubug Lanceng Kebonrejo, berasal dari Papua, Bali, Sumatera, Kalimantan, dan berbagai daerah di Pulau Jawa. Bahkan ada turis dari Jerman yang berkunjung ke Gubug Lanceng. Saat ini juga banyak wisatawan yang berkunjung ke Borobudur yang naik VW Combi mampir ke Gubug Lanceng.

Gubug Lanceng tidak hanya membagi ilmu tentang budidaya lebah Lanceng, tetapi juga menebarkan semangat kepada masyarakat untuk gemar menanam dan mencintai lingkungan. Jika setiap orang yang berkunjung ke Gubug Lanceng melakukan penanaman minimal satu pohon di tempat tinggalnya, maka alangkah asrinya, indahnya, dan sejuknya bumi dan negara tercinta Indonesia. (Ono Jogja)

Tinggalkan Komentar