Pengajian Ahad Pagi Kalibawang di Masjid Nur Huda Blumbang, Ustadz Jumari: Paseduluran Dijogo, Ojo Nglarake Atine Wong Liyo

Jamaah PAP Kalibawang di Kompleks Masjid Nur Huda Blumbang, Minggu (21/9/2025). (Foto: Wiradesa)

KULONPROGO – Pengajian Ahad Pagi Kalibawang di Kompleks Masjid Nur Huda Blumbang, Banjararum, Kalibawang, Kulonprogo, Minggu 21 September 2025, dihadiri sekitar 1.500 orang jamaah dari Kalurahan Banjararum, Kalurahan Banjarasri, Kalurahan Banjarharjo, dan Kalurahan Banjaroyo.

Para jamaah sejak pukul 05.00 sudah mendatangi lokasi pengajian yang ada di samping Selokan Kalibawang. Mereka ada yang berjalan kaki, naik sepeda, sepeda motor, dan mobil. Banyak jamaah yang berombongan naik mobil bak terbuka. Para jamaah, khususnya ibu-ibu tampak semringah dan bersemangat untuk ngaji.

Tepat pukul 06.15 Pengajian Ahad Pagi Kalibawang dimulai. Ketua PAP Kalibawang, Suwandi, menginformasikan infaq pengadaan mobil antarjemput SMP Muhammadiyah 2 Kalibawang sudah ditutup. Jumlah infaq Rp 67 juta dan harga mobil Rp 80 juta. “Alhamdulillah mobilnya sudah terbeli,” ujar Suwandi.

Selanjutnya, di hadapan ribuan jamaah, Ustadz Jumari, mengingatkan agar para jamaah menjaga tali silaturahmi dan tidak menyakitkan hati orang lain. “Monggo nderek nasihate Kanjeng Nabi. Paseduluran dijogo sing apik-apik, ojo nglarake atine wong liyo (Mari ikut nasihatnya Kanjeng Nabi. Kekeluargaan dijaga yang baik-baik, jangan menyakiti hati orang lain),” ujar Ustadz Jumari.

Baca Juga:  Negara Berencana Batasi Ekspor Bahan Pokok Pangan

Ustadz Jumari yang memperkenalkan diri sebagai Wong Ngluwar, mengemukakan Kanjeng Nabi memerintahkan empat perkara. Selain menyambung silaturahmi, juga menebarkan salam, memberi makan orang yang membutuhkan, dan sholat tahajud.

“Kanjeng Nabi dhawuh sekawan perkawis. Menawi bapak-bapak, ibu-ibu nindakake sekawan dhawuhe Kanjeng Nabi, dijamin mlebet swargo,” jelas Ustadz Jumari. Jika ketemu orang Islam diperintahkan untuk mengucap salam atau uluk salam “Assalamualikum”.

Ustadz Jumari juga mengingatkan kepada jamaah jika makan enak jangan hanya difoto saja, kemudian dibagikan melalui media sosial. “Dhahar eco mung difoto, terus dibagikan. Yang dibagikan jangan hanya fotonya saja, tetapi juga makanannya,” ujar Ustadz Jumari yang disambut tawa hadirin.

Pada kesempatan itu Ustadz Jumari menegaskan bahwa Alquran sebagai nasihat (pelajaran), obat, petunjuk (pituduh), dan rahmat. Nasihat jika ditaati, pasti hidupnya jadi orang baik. “Nek dherek dhawuhe Gusti Allah mesti dadi wong apik,” tegas Ustadz Jumari.

Usai pengajian, panitia pelaksana PAP Kalibawang mengumumkan jika infaq yang terkumpul hari itu Rp 6.500.000. Infaq itu rencananya untuk tambahan beli genset, tikar, dan bensin armada. Pengajian Ahad Pagi selanjutnya akan dilaksanakan di Masjid Al Iman Banjarasri. (*)

Tinggalkan Komentar