Ahli Bangunan Dunia Bahas Praktik dan Perkembangan Gedung Hijau dan Cerdas

Foto: Istimewa

Konsep gedung hijau dan cerdas atau akrab dikenal Green and Smart Building merupakan konsep bangunan yang dirancang untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan efisiensi energi serta kenyamanan bagi penghuninya. Oleh karena itu, kolaborasi antara arsitek, insinyur, kontraktor, dan operator, dalam pemeliharaan dan pengukuran kinerja berkelanjutan sangat diperlukan dengan menggunakan kerangka kerja diagnostik komprehensif.

Hal itu mengemuka dalam “Seminar on Design Operation and Maintenance of Green and Smart Building”, Jumat (19/4), di Auditorium Smart Green and Learning Center (SGLC), Fakultas Teknik UGM. Beberapa pembicara yang hadir adalah Prof. John Zhai dari University of Colorado, Amerika Serikat, Prof. Lin Duanmu dari School of Infrastructure Engineering, Dalian University of Technology, China, Prof. Khee Poh LAM dari College of Design and Engineering, National University of Singapore dan Dr. I Wayan Mustika, S.T., M.Eng. dari Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.

Dekan Fakultas Teknik UGM Prof. Ir. Selo, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D. mengatakan konsep bangunan ramah lingkungan dan cerdas ini menciptakan ruang hidup yang berkelanjutan dan nyaman sehingga diperlukan pemikiran strategis dari para pakar dari belahan negeri terkait desain, operasional, dan pemeliharaannya. FT UGM, katanya, terus berupaya untuk selalu mementingkan kolaborasi, pemeliharaan proaktif, dan peran penghuni dalam meningkatkan kinerja bangunan.”Seminar ini akan menjadi wawasan berharga dari pengalaman yang nyata di acara yang membahas topik melalui praktik green and smart building,” ujarnya.

Baca Juga:  Krapyak, Tradisi Dua Tahunan di Makam Sesepuh Desa

Dr. I Wayan Mustika, S. T., M.Eng. dari FT UGM menyajikan tentang pengembangan dan implementasi UGM dalam membnagun gedung Green and Smart Campus dengan fokus pada sistem pemantauan energi dan air. Menurutnya gedung Smart Green and Learning Center (SGLC) UGM yang mempunyai sistem pemantauan energi, air, dan udara yang terintegrasi, deteksi kehadiran, stasiun cuaca. “Termasuk juga adanya sistem keamanan dan pemantauan kesehatan struktural untuk mendukung operasi yang efisien dan berkelanjutan,” katanya.

Prof. Khee Poh LAM membahas terkait menekankan pentingnya kolaborasi antara arsitek, insinyur bangunan, kontraktor, dan operator, serta pemeliharaan preventif dan pengukuran kinerja yang berkelanjutan menggunakan kerangka kerja diagnostik yang komprehensif. Sementara itu, Yu Xue menampilkan sebuah metode untuk menentukan sumber pencemar udara dengan cara membalikkan proses identifikasi, yaitu dari pengukuran konsentrasi pencemar di beberapa lokasi ke lokasi sumbernya.

Sementara pembicara dari Dalian University of Technology, Prof Lin Duanmu dan Dr. Xin Jia memperkenalkan proyek yang melibatkan penggunaan sumber energi gelombang air laut untuk sistem pemanas atau pendingin yang digunakan di dalam gedung. (*)

Baca Juga:  Enam Spesies Durian yang Bisa Dimakan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *