YOGYAKARTA – Sebagai upaya merespons situasi saat ini, beberapa mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, menggelar festival yang bertemakan “Desain Vernakular”. Pada tahun ini, berlangsung pada 5-10 April 2021.
Saat ditemui Rabu, 7 April 2021 di Jl Purbayan No 1272 Kotagede, Yogyakarta, Halili, salah seorang panitia acara menjelaskan beberapa hal ke wiradesa.co.
“Ini lebih ke festival, gitu. Biasanya Prodi DKV mengadakan acara dua tahun sekali. Setiap angkatan pasti ada dan dinamai diskomfest,” jelasnya.
Mengangkat tema besar “Desain Vernakular” kata Halili, sebab desain tersebut dekat dengan kehidupan masyarakat. Termasuk yang berkaiatn dengan wirausaha, desa, maupun pertanian.
Rangkaian agendanya meliputi pameran, talkshow, serta podcast. Dalam agenda tersebut, mereka bekerja sama dengan beberapa kafe dan percetakan di Yogyakarta.
Untuk pamerannya, tema yang mereka angkat “Gado-gado”. Menurut mereka, artinya bisa bermacam-macam. “Selain itu, kata gado-gado juga terdengar begitu vernakular dan dekat dengan yang ada di masyarakat,” tutur Halili.
Karena pandemi, Halili beserta teman-temannya megadakan festival tersebut secara online dan offline. Mereka tidak diperbolehkan mengumpulkan massa yang banyak. Festival kali ini digelar tiga titik. Di Lumbung Mataram, Pasar Legi Kotagde, dan Pendopo Kajengan.
Di bagian depan setelah pintu masuk kafe Lumbung Mataram, terlihat area studio dasar yang memamerkan beberapa karya dari mereka. Menurutnya, desa dan hal-hal yang dekat dengan masyarakat termasuk konsep desain vernakular. Tak hanya itu, dalam pelaksanaannya, mereka juga berkolaborasi dengan unit usaha “panen apa hari ini”, yang menampilkan aneka desain foto para pembeli yang diedit dengan tanaman usai mereka beli dari unit usaha tersebut.
Menurut mereka, belum semua anak muda familiar dengan desain tersebut. Lanjut Halili, desain vernakular terbilang Indonesia banget.
“Makin ke sini, desain-desain itu kayaknya banyak influence sama desain-desain dari luar. Ya, salah satu niat kami ini, ingin memperkenalkan kalau ada desain yang dekat dengan bumi,” tambahnya kemudian.
Dalam agenda tersebut, mereka tidak berniat membatasi jumlah peserta yang turut berpartisipasi. Siapa pun, bisa mengikuti, terutama secara online. Untuk yang offline, mereka mengikuti pembatasan-pembatasan yang ada, dikarenakan pandemi belum usai. (Septia Annur Rizkia)