Atasi Persoalan Sampah dengan Maggot: Lingkungan Bersih Pendapatan Warga Naik

Pelatihan pengolahan sampah organik menggunakan Maggot. (Foto: Koran Memo)

SURABAYA – Maggot atau banyak dikenal dengan nama Black Soldier Fly (BSF) merupakan larva yang bisa mengatasi persoalan sampah dan juga memiliki nilai ekonomis tinggi. Karena Maggot memakan sampah organik, sisa makanan, dan laku dijual untuk makanan ternak ayam, lele, dan burung. Jadi dengan budidaya Maggot, lingkungan bersih, pendapatan warga naik.

Koordinator Komunitas Nol Sampah, Wawan Some menjelaskan, penyumbang sampah terbanyak di Kota Surabaya adalah sampah rumah tangga, yakni 70 persen sampah datang ke TPA Benowo setiap harinya. Jika dilihat dari komposisinya, sebanyak 50 persen sampah rumah tangga berasal dari sampah sisa makanan.

“Maka, salah satu metode untuk pengelolaan sampah sisa makanan adalah dengan Maggot BSF (Black Soldier Fly). Melalui pelatihan pengolahan sampah organic menggunakan Maggot, warga akan paham pengolahannya seperti apa. Minimal ada penyelesaian sampah di tingkat rumah tangga atau di tingkat kampung yang bisa mengurangi sampah sisa makanan masuk ke TPA Benowo,” jelas Wawan.

Dengan manfaat dan nilai ekonomisnya yang tinggi dari Maggot, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya menggelar penyuluhan pengolahan sampah organik menggunakan Maggot, di RW VI Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo, Kamis 24 Maret 2022. Kegiatan ini merupakan upaya untuk mengurangi persoalan sampah, khususnya sampah rumah tangga.

Baca Juga:  Kemantren Kotagede Gelar Pengajian dan Tadarusan Rutin Setiap Kamis Pagi

Sub Koordinator Penyuluhan Lingkungan Hidup dan Pemberdayaan Masyarakat, Dyan Prasetyaningtyas mengatakan, kegiatan tersebut berlangsung secara hybrid. Kegiatan tatap muka diikuti oleh Kader Surabaya Hebat, PKK, dan Kampung Zero Waste di Kelurahan Kandangan serta, secara online oleh seluruh Kader Surabaya Hebat.

“Melalui kegiatan ini, kami melakukan pendekatan pengelolaan sampah melalui hal yang paling sederhana, yakni pemilahan sampah organik dan non organik. Sebab, saat ini kami sedang fokus dalam hal pengurangan sampah di Kota Surabaya, karena timbunan sampah yang masuk ke TPA Benowo sebanyak 1.650 ton per hari,” kata Dyan.

Dyan mengaku, pihaknya berusaha untuk melakukan pengurangan sampah di Kota Surabaya dengan melakukan edukasi secara masif. Salah satunya penyuluhan yang dilakukan saat ini. Menurutnya, untuk mengatasi permasalah sampah Kota Surabaya, tidak bisa diatasi oleh Pemkot Surabaya saja, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat.

“Kami menggandeng komunitas lingkungan Nol Sampah dan Go Forward untuk membantu mencari solusi pengelolaan sampah organik menggunakan maggot. Setelah kegiatan ini, kami akan melakukan pendampingan kepada para Kader Surabaya Hebat dan masyarakat umum, untuk belajar melakukan budidaya Maggot,” ujar dia.

Baca Juga:  Tempat Pembuangan Sampah Piyungan Ditutup, Emak-emak Resah

Wawan dari komunitas Nol Sampah menjelaskan, pihaknya bersama DLH Kota Surabaya akan terus memberikan pendampingan edukasi pengolahan sampah organik menggunakan Maggot. Terutama pada kampung binaan Pemkot Surabaya atau Kampung Zero Waste.

”Karena Kota Surabaya sudah membagikan 150 rak Maggot dan sudah berjalan hingga saat ini,” paparnya.

Ditemui di lokasi yang sama, Kader Surabaya Hebat Sri Mulyaningsih mengatakan bahwa pelatihan pengolahan sampah organik menggunakan Maggot, dinilai bermanfaat untuk mengolah sampah secara efisien. Ke depan, ia berharap bila kegiatan tersebut bisa terus berkelanjutan, agar mampu menambah nilai ekonomi bagi warga Kelurahan Kandangan.

“Kami sangat berterima kasih kepada bapak Wali Kota Eri Cahyadi yang telah memberikan pelatihan pengelolaan sampah. Setelah acara ini, Insya Allah kami akan cepat bergerak untuk pengumpulan sampah, yang akan dikelola sebagai budidaya Maggot,” pungkasnya.

Upaya untuk mengatasi persoalan sampah, jangan hanya berhenti pada penyuluhan tentang budidaya Maggot. Sebaiknya masyarakat terus didorong untuk berbudidaya Maggot. Selain itu warga juga difasilitasi untuk ternak ayam atau budidaya ikan lele. Jadi hasil dari Maggot untuk pekan ayam dan pakan lele. Sehingga keberadaan Maggot, selain bisa untuk mengatasi persoalan sampah, juga bisa menaikkan pendapatan ekonomi masyarakat Kota Surabaya. (*)

Baca Juga:  Warga Salakan Marah dengan Pembuang Sampah Sembarangan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *