SLEMAN – Sudah 41 tahun, pendongeng Bagong Soebardjo (66) ingin memiliki tempat permanen untuk Sanggar Wayang Dongeng Nusantara yang digagaskan, tetapi sampai akhir tahun 2021, impiannya itu belum terwujud. Kini jiwa raganya disiapkan dan berbagai cara dilakukan guna merealisasikan cita-citanya membangun tempat sanggar untuk pengabdiannya.
Bagong Soebardjo mengungkapkan gagasan untuk mendirikan Sanggar Wayang Dongeng itu sudah muncul pada tahun 1980. Sebelumnya, tahun 1979, dia yang tergabung dalam Paguyuban Kartunis Indonesia, sudah aktif membuat wayang kartun. “Pada tahun 80-an, karya saya mendapat sambutan masyarakat,” jelas Bagong Soebardjo, Rabu 29 Desember 2021.
Kartunis ini semakin bersemangat membuat karya peraga dongeng dari boneka bekas, wayang kartun, dan kaos kaki bekas. Kemudian bekerja sama dengan Arswendo Atmowiloto membuat proyek film boneka dan film wayang. “Tapi yang tayang di televisi hanya film wayang berjudul Bagaskara,” ujar Bagong.
Setelah menciptakan banyak karya peraga, khususnya wayang kartun, lantas Bagong Soebardjo punya keinginan mendirikan Sanggar Wayang Dongeng. Sanggar itu selain untuk memajang karya peraga dongeng, juga untuk aktivitas mendongeng. Namun sampai sekarang belum punya tempat untuk pendirian sanggar tersebut.
“Sejak tahun 1980 sampai 2021 ini, saya sudah lebih dari 15 kali pindah tempat. Perpindahan itu menguras enerji. Saya ingin punya tempat permanen untuk berkarya dan mengabdi pada anak-anak Indonesia, melalui wayang dongeng,” papar Bagong Soebardjo di samping dua anaknya Belva (12) dan Mijil (5).
Di rumah kontrakannya di wilayah Tempel Sleman, anak ragilnya Mijil melantunkan nyanyian “Gundul-gundul Pancul”. “Gundul-gundul pacul cul gemblelengan// Nyunggi-nyunggi wakul kul gemblelengan// Wakul ngglimpang segane dadi sak latar// Wakul ngglimpang segane dadi sak latar”.
Keinginan mulia Bagong Soebardjo mendapat respon positif dari Rumah Dongeng Mentari. Kini RDM menggalang dana untuk merealisasikan impian Pak Bagong membangun Sanggar Wayang Dongeng. Melalui Instagram @rumahdongengmentari dan berbagai media sosial, RDM mengetuk para donatur menyisihkan rejekinya untuk pembangunan sanggar yang nantinya bermanfaat bagi pembentukan karakter anak-anak Indonesia.
Kebetulan, pendongeng yang sudah 42 tahun berkarya itu sudah mendapatkan hibah tanah di wilayah Pakem Sleman. Namun untuk pembangunannya memerlukan uluran tangan para donatur yang peduli terhadap pendidikan karakter anak melalui dongeng. Silahkan berbagi untuk membangun generasi. (*)