KULONPROGO – Ada pepatah mengatakan, buku adalah jendela dunia. Sebab itulah Freddie Slamet Widodo mendirikan Taman Baca Alam Pustaka untuk anak-anak di sekitar rumahnya di Banggan, Sukoreno, Sentolo, Kulonprogo.
Ada berbagai macam buku yang disediakan laki-laki 49 tahun itu. Buku dongeng, buku bergambar, novel, hingga buku sejarah. Semua koleksi buku dia dapatkan dari teman-teman sesama seniman dan kenalan dosen.
“Awalnya di sini cuma ada 20 buku, dikasih teman istri saya. Ternyata 20 buku kalau disusun, sedikit sekali. Kemudian saya coba menghubungi teman seniman-seniman di Yogya. Alhamdulillah mereka membantu. Ada juga dari kalangan dosen yang ikut menyumbangkan buku,” tuturnya saat ditemui Wiradesa.co, Selasa 16 Maret 2021.
Saat ini, dalam ruangan berukuran 3×3 yang di bangunnya sejak 2020 lalu, sudah tersimpan sekitar 2000 buku. Setiap hari ada anak-anak datang ke tempat Slamet, untuk membaca sambil belajar melukis. “Setiap hari pasti ada anak-anak yang ke sini. Ada empat, kadang lima, kadang lebih,” katanya.
Agar anak-anak tertarik membaca, lulusan Institut Seni Indonesia ini mengajari mereka untuk melukis batu. Kemudian dengan sendirinya mereka akan membaca buku yang sudah disediakan. Bagi dia strategi itu cukup ampuh.
“Biasanya begini, mereka datang ke sini belajar lukis batu dulu. Kalau diminta langsung membaca, mereka akan jenuh. Sesudah ngelem batu yang akan dilukis, mereka kan menunggu sekitar setengah jam, biasanya sambil menunggu lem kering mereka baca-baca. Akhirnya makin senang membaca,” tuturnya.
Slamet berharap ada dukungan dari semua pihak agar taman bacanya semakin berkembang dan tempatnya semakin nyaman. Sehingga anak-anak tidak jenuh saat membaca di taman baca yang dikelolanya tersebut. (Syarifuddin)