BANTUL – Sepiring bakmi goreng dan bakmi godok tersaji di meja tak begitu lama setelah dipesan. Sembari menunggu pesanan, wedang sereh jeruk nipis dicampur gula batu segar dinikmati sambil merasakan suasana sekitar warung Bakmi Djawa Simbah, Mbah Mo Grup di kawasan Jalan Monggang Area Persawahan RT 37, Monggang Pendowoharjo, Sewon.
“Warung ini dikonsep sesuai tempat. Bila hujan tempat duduk digeser ke teras beratap. Tapi bila cuaca cerah meja kursi digeser ke halaman,” ucap Mbah Mo penggagas warung Bakmi Djawa Simbah. Warung Bakmi Djawa Simbah dikelola putri kedua Mbah Mo Murniningsih atau akrab disapa Mba Nuning.
Sebagai juru masak tunggal di Bakmi Djawa Simbah, Nuning mengatakan resep bakmi goreng, bakmi godok, dan rica-rica serta nasi goreng sama persis dengan resep Bakmi Jawa Mbah Mo di Code Bantul dan Bakmi Mbah Mo Jalan Parangtritis.
“Resep dan rasa sama. Karena dulu saya juga masak 15 tahun di Mbah Mo Code,” ujar Nuning kepada wiradesa.co Sabtu 6 November 2021.
Nuning yang lulusan UPN Veteran jurusan Administrasi Bisnis membuka Warung Bakmi Djawa Simbah menempati teras rumahnya sejak enam bulan lalu.
Menurut Mbah Mo yang turut datang ke warung, pelanggan yang datang sebagian juga pelanggan dari Warung Bakmi Mbah Mo Code. “Indonesia kan kekurangan pengusaha. Biar kecil nggak apa-apa. Usahakan punya sesuatu bisa menghasilkan. Seperti teras ini. Punya teras bisa dipakai buat jualan bakmi, kenapa tidak buka warung bakmi,” imbuh Mbah Mo.
Gurih dan rasa mantap menjadikan bakmi Mbah Mo dan Warung Bakmi Djawa Simbah dicari pelanggan meski lokasi masuk gang dan tak berada di jalur keramaian. Menurut Mbah Mo warung bakminya di tengah kampung tetap dikunjungi pelanggan itu karena warungnya telah menjadi warung tujuan bukan sekadar warung ampiran.
“Pelanggan pergi dari rumah memang sudah niat mau datang ke Mbah Mo bukan ke warung lain,” ujar Mbah Mo sembari menyebut ciri khas masakan bakmi Jawa diolah tanpa menggunakan minyak goreng agar lebih sehat. “Yang pakai minyak goreng cuma nasi goreng,” timpalnya. (Sukron)