PAMEKASAN – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang sapi saat ini, bagi peternak sapi di Madura, itu hal biasa. Sehingga tidak perlu ditakutkan.
“PMK itu sebenarnya penyakit biasa,” tegas H. Mohammad Tamyis (47), salah satu tokoh peternak sapi di Pamekasan Madura, kepada Wiradesa, Senin 29 Agustus 2022.
Karena penyakit biasa, maka Haji Tamyis menyarankan para peternak sapi tidak perlu panik. Hadapi dengan tenang dan tetap terus menjaga kandang agar bersih dan memberi pakan sapi dengan kualitas bagus.
Menurut Haji Tamyis yang saat ini mengelola Rahayu Farm, jika ada sapi yang terserang PMK itu tingkat kematiannya kecil. “Tingkat kematian sapi yang terserang PMK, paling hanya sekitar 0,05 persen,” jelas Haji Tamyis, peternak sapi yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Samatan.
Cara Mengatasi PMK
Berdasarkan pengalaman Haji Tamyis, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan jika ada sapi yang terserang PMK.
Pertama, berikan obat penurun panas dan anti biotik pada sapi. Langkah ini dilakukan agar kondisi tubuh sapi stabil dan ada kekebalan pada sapi.
Kedua, sapi tetap dijaga imunnya. Caranya tetap memberi asupan makanan dan nutrisi yang berkualitas bagus. Semakin bagus nutrisinya, maka semakin tinggi tingkat imunnya pada sapi. Artinya sapi memiliki daya tahan atau daya tolak yang tinggi terhadap berbagai penyakit, termasuk PMK.
Ketiga, jaga kandang agar tetap bersih dan steril. Jika kandangnya bersih, maka penyakitnya tidak akan menyerang kuku sapi. Kalau ada luka di mulut sapi, berikan Betadin.
Jika para peternak sapi menjalankan langkah yang disarankan Haji Tamyis, InsyaAllah sapi aman. Maka peternak sapi tidak perlu panik. Karena kepanikan itu yang menyebabkan cara pemeliharaan sapi jadi salah.
Ada beberapa mati, bukan karena terserang PMK, tetapi karena sapi diberi berbagai obat. Akhirnya justru sapi mati, karena over dosis. (*)