Para petani di Kalurahan Bendung, sekarang mampu membuat pupuk untuk memenuhi kebutuhan pupuk tanaman pangan dan hortikultura. Produk pupuk cair terbuat dari urine kambing dan pupuk padat dari srinthil atau kotoran hewan (kohe) kambing.
“Pupuk cair dan padat produk kami, selain untuk memenuhi kebutuhan pupuk di Lumbung Mataraman, juga kami jual ke luar,” ujar Supardi, Ketua Gapoktan Maju Makmur Bendung.
Supardi menjelaskan, pupuk cair terbuat dari ramuan urine kambing, limbah buah, air cucian beras, air kelapa, akar bambu, tetes tebu, dan bonggol pohon pisang. Bahan yang padat dicacah menjadi kecil-kecil, lembut, terus dicampur dengan bahan yang cair, dimasukkan dalam wadah (tong plastik) dan ditutup rapat, disegel. Proses fermentasi ini memerlukan waktu 21 hari.
Sedangkan, pupuk padat berbahan baku dari kotoran hewan (kohe) kambing. Proses pembuatannya, kohe disemprot BK (decomposer) dan ditutup terpal atau plastik. Waktu proses fermentasi selama 21 hari. Pupuk padat organik ini selain untuk memenuhi tanaman pangan dan hortikultura di Lumbung Mataraman, juga dijual ke para petani. Harganya Rp 1.300 per kilogram.
“Kami mengemaskan dalam tiga ukuran, isi 5 kilogram, 15 kilogram, dan 25 kilogram,” jelas Supardi.