Petani Karangsewu Pilih Tanam Kedelai

Salah seorang petani di Karangsewu sedang menjemur hasil panen kedelainya di pinggir jalan, Kamis (1/8/2024). (Foto: Wiradesa)

KULONPROGO – Para petani di wilayah Kabupaten Kulonprogo, khususnya di Desa Karangsewu, Kecamatan Galur, lebih memilih menanam kedelai daripada padi. Karena tanam kedelai, selain perawatannya mudah, hasil panennya bernilai tinggi.

Saat wartawan Wiradesa.co berkunjung ke Desa Karangsewu, wilayah Kulonprogo bagian selatan, Kamis 1 Agustus 2024, banyak petani yang menjemur kedelai di jalan-jalan pinggir sawah. Juga ada beberapa petani yang menjemur hasil panen kedelainya di halaman rumah.

Slamet, salah seorang petani Karangsewu yang menjemur kedelainya di pinggir jalan, saat ditemui Wiradesa.co, mengungkapkan dirinya lebih memilih menanam kedelai daripada menanam padi. “Nanem kedelai niku gampang, diselehke mawon wis urip (menanam kedelai itu mudah, diletakkan saja sudah hidup),” ujar Slamet.

Petani yang tinggal di Padukuhan Boro II ini mengungkapkan sudah beberapa tahun terakhir ini dia bersama petani lain tidak menanam padi, tetapi lebih memilih menanam kedelai. Karena menanam padi itu biayanya mahal, harus beli pupuk, obat pestisida, beberapa kali nyemprot hama, masih dimakan tikus.

Baca Juga:  Instagram UGM Masuk Tiga Besar dalam Jajaran Perguruan Tinggi Dunia

Jika menanam kedelai, biayanya relatif kecil, perawatannya mudah, sekali tanam sampai panen, paling hanya mupuk sekali. Masa panen kedelai sekitar 70 hari dan tidak mengenal musim. Mau ditanam musim kemarau, maupun penghujan, tidak masalah, tetap bisa panen.

Belum lama ini, Slamet habis panen setengah ton kedelai atau 500 kilogram. Harga kedelai Rp 10.000 per satu kilogram. Sehingga bulan lalu, salah seorang petani di Karangsewu ini sudah memperoleh penghasilan dari panen kedelai Rp 5.000.000.

Pada Kamis (1/8/2024) siang, petani ini sudah menjemur lagi kedelainya di sepanjang jalan pinggir sawah dan halaman rumah di Padukuhan Boro II. Diperkirakan hasil panen kedelainya saat ini melebihi 500 kilogram. Berapa pendapatan yang diperolehnya, tinggal mengalikan saja per satu kilogram Rp 10.000. (Ono)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *