YOGYAKARTA – Ada berbagai daun tumbuhan yang bisa digunakan untuk pewarna alami. Sejumlah daun ini bisa dimanfaatkan untuk pewarna makanan, minuman, maupun bahan tekstil, seperti batik.
Setidaknya ada lima jenis daun tumbuhan yang bisa digunakan untuk pewarna alami, yakni daun papaya, daun jati, daun rengat, daun tarum, dan daun harendong. Warna alami dari daun tumbuhan, sekarang baru ngetrend untuk pewarna batik.
Seperti yang dilakukan Hj Wahyuni, warga Kalangan UH 5/716 W Yogyakarta ini, memproduksi kain batik dengan memanfaatkan warna alami. Produk kain ecoprint, pewarnaannya secara alami, menggunakan rebusan kayu, daun, dan kulit buah.
Lima jenis daun untuk pewarna alami, pertama daun papaya. Pepaya (Carica papaya L) merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak ditemukan di Indonesia. Tanaman ini tumbuh dengan subur di kebun hingga pekarangan warga. Daun dari tanaman ini ternyata bisa dimanfaatkan sebagai pewarna alami.
Daun pepaya memiliki kandungan klorofil yang cukup tinggi. Kandungan klorofil tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pewarna hijau alami untuk mewarnai kain katun.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasna Putri Azizah dan Budi Utami dari Program Studi Kimia FKIP UNS dengan judul “Pemanfaatan Zat Warna Hijau dari Daun Pepaya (Carica papaya L) Sebagai Pewarna Alami Tekstil” menunjukkan bahwa zat warna hijau yang dihasilkan pepaya untuk pewarna kain katun memberikan hasil yang paling baik.
Hal tersebut didasarkan pada uji ketahanan luntur. Uji ketahanan luntur dilakukan dalam dua tahapan, yaitu uji pencucian (laundrymeter) dan uji gosokan (crockmeter). Ternyata dengan menggunakan pewarna daun papaya, setelah lama dicuci dan digosok, warna hijaunya tahan lama atau tidak mudah luntur.
Kedua, daun jati. Jati (Tectona grandis) adalah salah satu jenis pohon yang menghasilkan kayu dengan mutu tinggi. Namun, pohon ini juga menghasilkan daun yang bisa digunakan sebagai pewarna alami untuk keperluan tekstil. Daun jati yang kerap digunakan untuk pewarna alami adalah daun jati muda.
Hanya dengan dikukus saja, daun dari pohon ini mampu mengeluarkan warna. Warna yang dihasilkan dari proses pengukusan biasanya akan lebih cerah. Variasi warna yang dihasilkan dari pohon jati adalah ungu kemerahan dan abu-abu.
Ketiga, daun Rengat. Rengat (Marsdenia tinctoria) adalah salah satu tanaman yang kerap digunakan oleh masyarakat Dayak Iban sebagai pewarna alami. Masyarakat setempat sering menggunakan daun rengat untuk mewarnai benang dan pakaian.
Daun dari tanaman ini menghasilkan warna hitam. Cara untuk memperoleh warna dari daun tersebut adalah dengan merebus daun hingga mengeluarkan warna hitam.
Keempat, daun tarum. Tarum (Indigofera tictoria) merupakan tanaman yang tidak bisa dilepaskan dari masyarakat Sunda. Lihat saja beberapa nama-nama tempat di Jawa Barat, seperti Citarum, Tarumajaya, dan Banjar Pataruman. Terdapat unsur tarum pada nama-nama tempatnya.
Daun dari tanaman ini dapat digunakan sebagai pewarna alami. Daun tarum mampu menghasilkan warna biru dari ekstraksi daunnya. Warna biru yang dihasilkan berasal dari senyawa yang terkandung dalam daun tarum yang disebut indigo.
Hasil ekstraksi daun dari tanaman ini kerap digunakan untuk mewarnai batik dan benang di beberapa daerah di Indonesia. Pengrajin batik di Jawa dan Madura kerap menggunakan warna biru dari daun tarum untuk mewarnai batik. Masyarakat Samosir juga kerap menggunakannya untuk mewarnai benang dalam pembuatan kain ulos.
Kelima, daun harendong. Harendong atau Malestoma malabathricum adalah salah satu jenis tumbuhan semak dari suku Melastomaceaei yang banyak tumbuh dengan liar di hutan Indonesia. Tanaman ini kerap digunakan sebagai obat alami untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Namun, selain untuk obat alami, daun dari tanaman ini dapat digunakan sebagai pewarna alami.
Harendong atau Malestoma malabathricum adalah salah satu jenis tumbuhan semak dari suku Melastomaceaei yang banyak tumbuh dengan liar di hutan Indonesia. Tanaman ini kerap digunakan sebagai obat alami untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Namun, selain untuk obat alami, daun dari tanaman ini dapat digunakan sebagai pewarna alami.
Penelitian yang dilakukan oleh Enur Azizah dan Alex Hartana dari Institur Pertanian Bogor dengan judul “Pemanfaatan Daun Harendong (Melastoma malabathricum) Sebagai Pewarna Alami untuk Kain Katun” membuktikan bahwa daun harendong dapat dijadikan pewarna alami untuk kain.
Ekstraksi dari daun harendong menghasilkan warna banana. Sedangkan, jika kain difiksasi, maka akan menghasilkan warna yang bervariatif sesuai dengan media fiksasinya. Salah satu contohnya adalah fiksasi menggunakan tawas yang menghasilkan kain dengan warna yang lebih terang, yaitu khaki.
Selain lima jenis daun di atas, juga ada daun lain yang bisa dimanfaatkan untuk pewarna alami. Yakni daun kesumba. Kesumba merupakan salah satu jenis tanaman perdu yang berasal dari Amerika Selatan. Kemudian daun suji. Daun suji memiliki warna hijau pekat yang sangat khas dan juga daun ketapang. (*)