YOGYAKARTA-Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Gunung Kidul, sampai dengan Mei 2024 masih relatif stabil. Berdasarkan hasil rilis Badan Pusat Statistik (BPS), deflasi DIY Mei 2024 tercatat sebesar -0,08% (mtm), atau secara tahunan mengalami inflasi sebesar 2,28% (yoy).
Secara kumulatif, inflasi DIY mencapai 0,81 % (ytd). Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY mengatakan, capaian inflasi DIY pada bulan Mei 2024 relatif lebih rendah dibandingkan inflasi pada April 2024 yang mencapai 0,09% (mtm) dan 2,87% (yoy). “Perbaikan capaian ini tidak terlepas dari sinergi berbagai upaya pengendalian inflasi dalam TPID DIY yang semakin solid, dengan didukung pengkinian data IHK mengacu pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2022 dengan tambahan Kabupaten Gunung Kidul untuk mewakili daerah rural,” kata Ibrahim Selasa 4 Juni 2024.
Secara bulanan, penyumbang utama deflasi yang terjadi di DIY adalah kelompok transportasi dengan andil -0,15% (mtm). Berdasarkan komoditasnya, andil penurunan tertinggi disumbang oleh komoditas angkutan antar kota, seiring normalisasi permintaan pasca HBKN Idul Fitri. Lebih Ianjut, deflasi yang relatif dalam juga terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau utamanya pada komoditas beras dengan andil -0,15% (mtm), sejalan dengan ketersediaan Stok beras yang masih memadai di tengah berlanjutnya panen raya pada Mei 2024.
Selain beras, komoditas Iain yang juga memiliki andil terhadap deflasi bulanan, antara Iain tomat (-0,07% mtm), daging ayam ras (-0,03% mtm), dan cabai rawit (-0,03% mtm). Penurunan harga tomat didorong oleh terpenuhinya pasokan dari daerah produsen. Harga daging ayam ras terpantau menurun sejalan dengan Stok pakan ternak, utamanya jagung yang menurun. Sementara itu, cabai rawit mengalami deflasi seiring terpenuhinya stok di tengah berlangsungnya panen di Kulonprogo. Deflasi lebih dalam tertahan oleh meningkatnya harga kelompok perawatan pribadi dan jasa Iainnya dengan andil sebesar 0,1 1% (mtm).
Ditinjau menurut komoditasnya, harga emas perhiasan mengalami peningkatan sejalan dengan kenaikan harga emas global sebagai dampak berlanjutnya ketegangan geopolitik negara Timur Tengah dan ketidakpastian global seiring high for longer suku bunga The Fed. Lebih lanjut, komoditas pangan seperti cabai merah, bawang merah dan telur ayam ras turut menyumbang inflasi dengan andil masing-masing 0,05% (mtm), 0,03% (mtm), dan 0,02% (mtm). Pasokan bawang merah terpantau menurun terkait terganggunya produksi karena bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah pemasok utama.
Dikatakan Ibrahim, ke depan, Bank Indonesia memprakirakan inflasi DIY terus terjaga pada kisaran targetnya. Kondisi tersebut didukung oleh upaya TPID DIY dalam kerangka 4K (ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) DIY 2024.
Diantaranya pelaksanaan operasi pasar/pasar murah yang diperkuat dengan optimalisasi Kios Segoro Amarto yang menjadi referensi harga untuk menjaga daya beli, kampanye belanja bijak, penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) baik antar provinsi maupun intra provinsi, serta launching MRANTASI (Masyarakat Ian Pedagang Tanggap Inflasi) dalam rangka meningkatkan literasi kepada pedagang pasar dan masyarakat. Hal itu sebagai wujud komitmen Bank Indonesia, Pemerintah, serta seluruh stakeho/der dalam mencapai inflasi 2024 sesuai target sebesar sebesar 2,5 % plus minus 1. (*)