Kolam Ikan Hias Minimalis Makin Cantik Dipasangi Kaca

Aipda Arif Febrianto memberi pakan ikan peliharaannya. (Foto: Wiradesa)

KULONPROGO – Membangun kolam ikan hias minimalis di depan rumah dapat memanfaatkan beragam media termasuk media kaca. Kaca yang bisa digunakan misalnya kaca tebal 12 mm. Dengan tambahan kaca, kolam ikan hias tampak makin cantik.

Pemakaian kaca pada kolam plester pakai batako atau batu bata merah berfungsi sebagaimana ‘jendela’. Ikan peliharaan dapat terlihat dari celah ‘jendela’ kaca dengan luas bervariasi yang dipasang pada sisi kolam.

Membuat kolam ikan koi dengan penempatan ornamen kaca tebal 12 mm di bagian tengah kolam dengan ukuran lebar 1,4 meter dan panjang 3 meter serta kedalaman air 80 cm dilakukan Aipda Arif Febrianto. Warga Padukuhan Karangwetan RT 19 RW 10 Salamrejo, Sentolo memanfaatkan tumpukan batako bekas kolam terpal ikan lele yang tak lagi terpakai.

“Modelnya biasa kotak memanjang. Seperti kulah. Cuma pinggir pada salah satu sisinya yang menghadap halaman rumah dipasangi kaca tebal 12 mm agar ikan peliharaan terlihat dari samping. Ukuran kaca 100 cm x 60 cm. Dipandang cantik dan menyenangkan buat hiburan,” kata Arif yang sehari-hari berdinas di Unit Satuan Lalu-lintas Polsek Sentolo saat ditemui wiradesa.co Selasa 1 Februari 2022.

Baca Juga:  Bertani Lahan Sempit, Kalkulasi Untung Kolam Lele Kombinasi Sistem Aquaponik

Ide membangun kolam ikan minimalis berornamen kaca didapat Arif setelah ia buka-buka video kolam ikan serupa di YouTube. “Sementara karena masih punya stok ikan nila dari kolam lain kolam baru ditempati nila. Sekalian buat mengetes kualitas kolam dan air. Kolam terhitung baru dibikin pada Oktober lalu,” ujarnya.

Tiga ruang penyaringan pada sistem sirkulasi air menjaga air tetap bersih. (Foto: Wiradesa)

Konstruksi kolam, di samping kolam penampungan ikan dilengkapi sistem sirkulasi penjernihan air terdiri atas tiga ruang (chamber) tersekat pasangan plester batako. Ruang pertama berupa filter mekanis berfungsi menyaring kotoran kasar. Filter mekanis memanfaatkan potongan jaring nelayan bekas. “Kedua filter biologis. Setelah air mengalir ke filter pertama lalu masuk ke chamber kedua. Di dalamnya ada batu gombong, batu apung, batu karang jahe. Filter ini berfungsi menjaga kualitas air. Mengubah amoniak di air jadi nitrit dan nitrat,” tutur Arif sambil menjelaskan ruang sirkulasi ketiga berfungsi menyetabilkan Ph air agar tak terlalu tinggi antara lain memakai bahan batu ziolit.

Sistem sirkulasi memanfaatkan pipa paralon di bagian bawah saling terhubung pada tiga chamber. Juga dipasang pipa saringan atas. Serta terhubung ke pompa celup dan ke waterfall yang mengalir 24 jam. “Dengan konstruksi seperti ini pengurasan kolam tidak total. Cukup dua minggu sampai satu bulan ganti air sekitar 30 persen sehingga menghindarkan ikan dari stres,” jelasnya.

Baca Juga:  Akhiri Peringatan HUT Kemerdekaan, Warga Dampak-Sadang Tangkap Lele

Menurut Arif setelah ikan nila tersisa 30-an ekor dipanen semua, isi kolam akan diganti ikan hias. Ikan koi jadi pilihannya. “Dengan model seperti ini anak-anak suka. Duduk di samping kolam lihat ikan berenang. Bagian atas sementara masih terbuka sehingga dedaunan masuk,” ucap Arif yang mengaku merogoh kocek Rp 3 juta guna membangun kolam ikan di depan rumahnya itu. (Sukron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *