Komunitas Gunungkidul Menginspirasi Donasi Buku

Komunitas Gunungkidul Menginspirasi menyalakan semangat literasi di wilayah Gunungkidul (Foto: Wiradesa)

GUNUNGKIDUL – Komunitas Gunungkidul Menginspirasi menginisiasi program Buku Untuk Gunungkidul (BUG). Sebuah program donasi buku sekaligus ekspedisi desa yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun, di tahun ke-5 ini dilaksanakan pada 28 Mei- 5 Juni 2021 di 5 Taman Baca Masyarakat (TBM) yang tersebar di wilayah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Kegiatan Buku Untuk Gunungkidul yang diprakarsai oleh Gunungkidul Menginspirasi (GM) merupakan dedikasi yang sangat luar biasa dalam menyalakan semangat literasi di wilayah Gunungkidul. Berkat BUG, wilayah yang dijadikan mitra TBM menjadi hidup semangat bacanya dan menjadi lebih mudah menyalurkan kegiatan yang bermanfaat, terutama untuk kalangan anak-anak,” tutur Duniarti, penerima program sekaligus Pengurus TBM Tegalmulyo, Wonosari.

Buku Untuk Gunungkidul #5 menyasar tiga TBM Omah Inspirasi yang dirintis oleh anggota Komunitas Gunungkidul Menginspirasi yaitu TBM Omah Inspirasi Kepek Wonosari, TBM Rintisan (Omah Inspirasi) Padagan Ponjong, TBM Rintisan (Omah Inspirasi) Pringombo. Serta dua TBM Mitra Formaji di Mertelu Gedangsari dan Kotak Pustaka GYM di Wonosari. Rangkaian kegiatan meliputi donasi buku dan rak perpustakaan, kelas inspirasi dan sharing literasi. Dalam kegiatan BUG #5 berhasil mengalang donasi sebanyak 417 buku baca dan media pembelajaran, serta uang donasi sebesar Rp 1.910.000 yang dibelanjakan rak buku dan media pembelajaran. Kegiatan diikuti oleh 27 panitia/volunteer dengan target program sebanyak 250 anak-anak/pelajar di 5 desa.

Baca Juga:  Empat Sekolah Terima Penghargaan Sekolah Adiwiyata Provinsi Jawa Tengah

Melalui ekspedisi pedesaan para volunter mengunjungi TBM target, medan pegunungan yang curam dan jalan desa yang terjal menjadi pengalaman tersendiri bagi para volunter, seperti yang diungkapkan Hanifah Rahmawati. Salah satu volunteer asal Kebumen, Jawa Tengah mengatakan “kesannya dari acara kemarin itu asik karena bisa tambah temen dan bisa interaksi bareng anak-anak terus menarik karena setiap tempat yang dikunjungi punya ciri khasnya masing-masing jadi nambah pengetahuan juga buat aku sebagai orang yang bukan warga asli Gunungkidul”. BUG juga menjadi ruang aktivisme kaum muda, “sangat bermanfaat sekali buat buat anak-anak muda untuk mengembangkan potensinya, memperluas ilmu pengetahuan dan mencari pengalaman atau ingin lebih tau tentang Gunungkidul,” tambah Rama Yanuar Aldi volunteer asal Karangmojo, Gunungkidul.

Diharapkan masyarakat dapat kembali mengenal literasi menaikan minat baca (Foto: Wiradesa)

Program BUG sendiri bertujuan untuk meningkatkan minat baca masyarakat khususnya anak-anak, motivasi dan inspirasi bagi pemuda desa untuk berpendidikan tinggi, mengembangkan perpustakaan desa mandiri dan ruang srawung antar pemuda/pelajar desa serta memupuk jiwa kepedulian sosial di Gunungkidul. “BUG ini hadir untuk menjawab masalah yang ada di masyarakat Gunungkidul terkhusus mengenai minat baca anak-anak yang kurang. IPM yang rendah dan masalah anak kecanduan games online. Harapannya dengan adanya buku-buku yang diberikan anak kembali mengenal literasi dan mau belajar kemudian akhirnya menaikan minat baca,” kata Ahmad Musthofa sebagai ketua Panitia BUG 5.0

Baca Juga:  Kepemimpinan dan Pengabdian UGM di Masa Pandemi Covid-19

Kegiatan BUG disambut baik oleh pengurus TBM dan diikuti secara antusiasi oleh anak-anak/pelajar desa selama program berlangsung. Apalagi semakin berkembangnya zaman, semakin banyak kasus berita hoax, bullying dan mis-informasi media yang memicu keretakan sosial yang harus dihadapi komunitas desa. “Terima kasih BUG, semoga bermanfaat untuk masyarakat Dusun Pringombo, semoga menjadi inspirasi buat teman-teman untuk giat membaca dan literasi,” papar Dwi Sarwanto, pelajar di TBM Pringombo, Nglipar.

Kondisi ditengah pandemi juga memberikan tantangan tersendiri dalam penyelenggaran BUG #5, salah satunya penerapan protokol kesehatan yang ketat dan pembatasan jumlah peserta. “Semoga untuk kegiatan BUG selanjutnya, dapat menyasar lebih banyak desa dan memberikan pendampingan TBM secara berkelanjutan. Sehingga dapat memberikan dampak yang lebih luas terhadap kualitas SDM dan peningkatan pengetahuan di Gunungkidul,” harapan Aldienezha Devangga sebagai Ketua Komunitas Gunungkidul Menginspirasi 2020/2021.

Kesuksesan program BUG 5.0 tentu juga didukung bersama organisasi kolaboratif dan donatur baik dari perseorangan maupun lembaga di antaranya KPK RI, Gunungkidul Youth Movement, Rumah Kebangsaan, Ruang Peduli Jogja (Ruang Guru), Ikatan Keluarga Gunungkidul (IKG), Forum Mahasiswa Gedangsari (Formasi), Anfaal Foundation, Sedekah Baju dan Bank BDG Gunungkidul. (Parwidia Puput Nurita)

Baca Juga:  Prof Diah Rachmawati Dikukuhkan Sebagai Guru Besar UGM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *