Ngeposari Berbenah Diri Jadi Destinasi Wisata Alam dan Budaya

GUNUNGKIDUL – Kelurahan Ngeposari, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kini sedang berbenah diri. Aparat kelurahan, didukung tokoh masyarakatnya, berupaya agar desanya menjadi daerah wisata atau destinasi wisata andalan di Gunungkidul.

Ngeposari sangat layak menjadi tujuan wisata. Karena di wilayah ini terdapat goa, hutan, dan sumber mata air. Selain itu juga berkembang grup-grup kesenian, seperti ketoprak, reog, tayub, jathilan, terbangan, dan wayang kulit.

Daerah yang tak jauh dari Kota Wonosari itu juga terkenal dengan sentra kerajinan ukir batu dan kerajinan enceng gondok, Warganya juga banyak yang memproduksi makanan, seperti bakpia, dan berbagai jenis makanan khas Gunungkidul.

Peran masyarakat sangat penting untuk mendukung Kalurahan Ngeposari menjadi destinasi wisata dan sentral industri kerajinan serta kuliner. Aparat desa menyadari untuk mewujudkan sebagai daerah wisata berbasis alam dan budaya serta sentra industri makanan olahan hasil pertanian, tentu memerlukan dukungan peran lembaga desa dan masyarakat.

Mujiran, salah satu perajin ukir batu yang terdapat di Kalurahan Ngeposari memperlihatkan hasil ukirannya. (Foto: Andika Fau/Wiradesa.co)

Banyak potensi yang dimiliki Kalurahan Ngeposari untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata berbasis alam dan budaya. Misalnya dari segi alam Ngeposari terdapat goa, hutan dan sumber mata air. Serta dari segi budaya di Ngeposari terdapat beberapa kesenian yang masih dilestarikan seperti ketoprak, reog, tayub, jathilan, terbang Jawa klasik maupun wayang kulit.

Baca Juga:  Wiyono Warga Gunungkidul, Manfaatkan Pekarangan Rumah Untuk Lahan Pertanian Terpadu

Lurah Ngeposari Ciptadi membeberkan, peran serta masyarakat tidak kalah penting untuk mewujudkan Kalurahan Ngeposari menjadi tujuan wisata. Apalagi di kelurahan ini ada banyak industri rumah tangga dan ditunjang dengan pertanian yang kuat.

“Ngeposari sekarang terkenal dengan sentra UMKM kerajinan ukir batu dan kerajinan enceng gondok. Untuk pemasarannya tidak hanya lokal, tetapi sudah merambah ke pasar mancanegara. Juga ada industri bakpia. Itu semua bisa dimanfaatkan menjadi souvenir dan oleh-oleh wisatawan nantinya,” ujar Ciptadi yang ditemui Wiradesa.co di Kantor Kelurahan Ngeposari, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Senin (25/1/2021).

Ciptadi, Lurah Ngeposari (Foto: Andika Fau)

Sesuai masterplan yang sudah dibuat, data demografi Kalurahan Ngeposari terdiri dari 19 padukuhan. Dari data tersebut dibagi menjadi 3 zona, yakni Zona Utara, Zona Tengah dan Zona Selatan.

Zona Utara mencakup Padukuhan Tunggaknongko, Kalangbangi Lor A, Kalangbangi Lor B, Kalangbangi Wetan, dan Munggur dititik fokuskan untuk sektor pertanian. Zona Tengah yang terdiri dari Padukuhan Kalangbangi Kulon, Kangkung A, Kangkung B, Ngepos, Keblak, Ngaglik, Kranggan,dan Gunungsari difokuskan untuk sektor industri olahan makanan dan kerajinan. Sedangkan Zona Selatan meliputi Padukuhan Mojo, Semuluh Lor, Semuluh Kidul, Wediutah, Gemulung, dan Jragum difokuskan untuk sektor wisata dan kesenian.

Baca Juga:  Tiga Kelurahan Pelopor Desa Maritim di DIY
Perajin saat menjemur hasil kerajinan enceng gondok (Foto: Andika Fau)

“Dari ketiga zona tersebut, terdapat 68 industri kerajinan ukir batu, 27 industri bakpia dan 1 industri kerajinan enceng gondok yang terdapat di Kalurahan Ngeposari. Dari puluhan industri tersebut bisa menyerap ribuan karyawan yang ada di wilayah Ngeposari maupun kelurahan sekitar, sehingga bisa membantu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” papar Ciptadi.

Dengan segudang harapan kelak ketika Kalurahan Ngeposari menjadi destinasi wisata, masyarakat turut berpartisipasi dalam pembangunan kelurahan, serta bukan sebagai penonton. (Andika Fau)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *