YOGYAKARTA – Kasus Covid-19 khususnya di wilayah Jawa dan Bali kian meningkat sehingga kebijakan PPKM Darurat diterapkan. Dalam penanganan pandemi Covid-19 proses screening menjadi hal yang penting. Melihat kondisi ini, LPPT (Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu) UGM berupaya untuk mendukung segala kebutuhan baik berupa peralatan, bahan habis pakai, alat pelindung diri, masker, dan perlengkapan penunjang lainnya.
“Laboratorium telah mempersiapkan semaksimal mungkin untuk penambahan sarana dan prasarana seperti BSC (Biosafety Cabinet), alat ekstraksi robotic dan juga sumber daya manusia untuk dapat meningkatkan kapasitas harian pemeriksaan hingga mencapai 750-1.000 sampel per hari dari 400-500 sampel sebelumnya,” ujar Dr. drh. Hevi Wihadmadyatami, M.Sc., Kepala Bidang Layanan Penelitian dan Pengembangan LPPT UGM, Minggu 11 Juli 2021.
Langkah ini diambil guna meanggulangi penumpukkan pengerjaan analisis sampel pengujian serta mempercepat penanganan terhadap pasien yang terkonfirmasi Covid-19. Hevi juga menjelaskan bahwa UGM berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan teknologi laboratorium yang dimiliki. Selain itu, UGM juga berupaya dengan sumber daya yang dimiliki bisa memberikan manfaat secara nyata ke masyarakat.
Fasilitas laboratorium bersama dengan Gadjah Mada Medical Center (GMC) dan Korps Pegawai Universitas Gadjah Mada (Korpagama) menyediakan fasilitas kesehatan primer dan uji screening Covid-19 . Saat ini, GMC difokuskan bagi masyarakat umum sekitar UGM dan Korpagama bagi sivitas akademika UGM.
Di samping screening Covid-19, laboratorium UGM saat ini mengembangkan berbagai fasilitas pengembangan riset. Hal tersebut merupakan komitmen yang terus dijaga oleh UGM untuk meningkatkan penelitian khususnya di bidang kesehatan sehingga dapat berguna bagi masyarakat.
“Saat ini pembangunan fasilitas Biosafety Level-3 (BSL-3) dan penguatan aspek penelitian life science telah berjalan dan diharapkan selesai di akhir tahun 2022,” tutur Hevi.
Biosafety Level-3 merupakan merupakan fasilitas penelitian khusus terkait dengan mikroorganisme tingkat risiko sedang – tinggi dan dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Fasilitas ini dapat menunjang kebutuhan pengembangan dan riset terkait dengan Covid-19.
“Diharapkan dari langkah-langkah yang diambil oleh laboratorium Covid UGM yang didukung penuh oleh universitas dapat membantu penanganan eskalasi kasus pandemi Covid-19 terutama di DIY secara maksimal dan efektif,” imbuh Hevi. (*)