Lanting Bumbu An-Nisa Makanan Cemilan Favorit Khas Kebumen

Verayanti Septiani, produsen lanting bumbu khas Kebumen menunjukkan produknya dalam kemasan alumunium foil di arena Kebumen International Expo 2023, Kamis (22/6). (Foto: Wiradesa)

KEBUMEN – Lanting Bumbu An-Nisa dikenal sebagai salah satu makanan cemilan favorit khas Kebumen, Jawa Tengah. Makanan berbahan baku singkong ini, selain rasanya enak dan renyah, juga murah. Sehingga cocok untuk oleh-oleh bagi masyarakat yang sedang berkunjung ke Kebumen.

Verayanti Septiani, Owner Lanting Bumbu An-Nisa, menjelaskan lanting bumbu merupakan produk inovasi atau pengembangan dari lanting original. Jika lanting biasa itu rasanya gurih dan asin, maka lanting bumbu, rasanya bervariasi.

“Saat ini ada tiga rasa yang menjadi best seller, yaitu rasa jagung, pedas manis, dan bawang,” jelas Mbak Vera, saat ditemui Wiradesa.co di arena Kebumen International Expo, Kamis 22 Juni 2023.

Inovasi yang dilakukan An-Nisa tidak hanya terkait dengan perubahan rasa saja, tetapi juga kerenyahannya. Makanan cemilan lanting dulu kalau dikunyah keras, tidak renyah dan rasanya hanya gurih asin. Sekarang kalau dikunyah renyah dan rasanya bervariasi sesuai selera pembeli.

Rasa renyah diupayakan dari bumbu bawang yang meresap di bahan baku. Untuk menggorengnya memakai minyak kualitas nomor satu. Pakai minyak sayur yang lebih jernih. “Produknya selain renyah, kualitas lanting juga semakin bagus. Cuma daya tahan kalau digoreng maksimal tiga bulan,” ujar Mbak Vera.

Baca Juga:  Nur Rahmawati, Jemur Padi Hingga Jadi Gabah Kering Giling

Mbak Vera, alumni Ilmu Hukum UII, mulai mengelola usaha lanting sejak tahun 2019. Sebelumnya (1998) usaha membuat lanting dijalankan oleh ibunya, Nani Rummarsih (75 tahun). Ibu Nani yang pertama kali berinovasi agar lanting itu renyah dan rasanya sesuai dengan lidah masyarakat sekarang.

Alumni UII ini memodifikasi rasa tetap seperti dulu tapi dibikin tahan lama. Proses produksi dengan oven. Lanting biasa, dua kali penggorengan. Sedangkan di An-Nisa hanya satu kali penggorengan dilanjutkan pengovenan. Hasilnya, lanting menjadi renyah, enak dan daya tahan bisa sampai 8 bulan dengan catatan pakai kemasan alumunium foil.

Kemasan yang 200 gram original harganya Rp 10 ribu. Sedangkan kemasan alumunium foil 100 gram Rp 10 ribu. Tiga rasa best seller kemasan alumunium foil yakni jagung, pedas manis, dan bawang.

Proses pembuatan lanting milik Vera di dua tempat. Proses hulunya di Kecamatan Kuwarasan. Awalnya, bahan baku singkong utuh dicuci bersih dan digiling. Kemudian dicampur bumbu bawang garam. Bentuk bola besar. Selanjutnya dikukus kurang lebih satu jam.

Baca Juga:  Produk Anyaman Bambu Jatimulyo Masuk Pasar Online

Setelah itu dimasak dan digiling lagi. Untuk dibentuk memanjang. Keluar dari giling campur tepung tapioka biar tidak lengket. Kemudian dipilin bentuk angka delapan. Jemur. Habis dijemur sebentar baru penggorengan setengah matang.

Dari hulu di Kuwarasan dikirim ke hilir di dapur rumah Vera Jalan Perlawanan Karanganyar Kebumen. Di hilir masuk ke penggorengan. Sekali oven muat setengah kilogram. Ada 6 unit oven. Satu hari kapasitas produksi 80 kg produk siap santap.

Pemasarannya melalui offline toko swalayan atau mall. Area penjualannya sampai Cilacap, Jogja, Solo, Purwokerto, dan Purbalingga. Reseller online sampai luar Jawa. “Produksi lanting bumbu seminggu 4 kali,” kata Mbak Vera.

Kini Vera sebagai anggota Rumah UMKM Kebumen. Selain itu juga anggota Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT). Sampai sekarang terus menjadi binaan Disperindag dan PLUT Kabupaten Kebumen. Untuk pemasaran, Vera terjun langsung ke lapangan. (Sukron Makmun)

Tinggalkan Komentar