Mahasiswa UGM Olah Air Hujan Jadi Air Minum

Pengolahan air hujan jadi air minum. ( Foto: Istimewa)

Indonesia menduduki peringkat ke-9 negara dengan curah hujan tertinggi di dunia dengan besaran 2.702 mm per tahun. Namun, pada musim penghujan air terbuang begitu saja dan kurang dimanfaatkan oleh masyarakat. Sementara disisi lain, saat musim kemarau masih saja terjadi kekeringan yang mengakibatkan sulitnya akses air bersih bagi masyarakat di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk DIY.

Data Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Yogyakarta mencatat tidak sedikit warga yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Belum lagi, sumur-sumur warga tak layak konsumsi, kualitas air sungai dan embung diduga tercemar melewati ambang batas baku mutu.

Kondisi tersebut mendorong empat mahasiswa UGM mengembangkan produk inovatif yang mampu memproses air hujan menjadi air layak konsumsi bernama ‘Toya Wening’. Toya Wening ini dicetus oleh Ademas Alam Pangestu (D4 Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol) yang mana produk ini berbasis Rain Water Harvesting dan Water Electrolysis.

Dalam merealisasikan produk Toya Wening, Ademas dibantu oleh ketiga rekannya, yaitu Theophylus Yestra Pratama (D4 Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol), Salsabila Shafa Qorisu (S1 Farmasi), dan Hendrikus Bagas Pangestu (D4 Teknologi Rekayasa Elektro). Pengembangan produk Toya Wening ini dilakukan di bawah bimbingan Ir. Maun Budiyanto, S.T., M.T., melalui pendanaan dari Program Kreativitas Mahasiswa Karya Inovasi (PKM-KI) Kemendikbud Ristek 2023.

Baca Juga:  Pemenang Pemuda Pelopor Kota Yogyakarta 2022

Ademas menjelaskan bahwa Toya Wening dikembangkan dengan tiga fitur utama, yaitu pemanenan, penampungan, dan elektrolisis. Selain itu, produk Toya Wening dilengkapi sistem monitoring nilai pH dan UV Sterilizer untuk proses filtrasi dan sterilisasi air.

“Melalui berbagai proses ini, air hujan yang semula tidak memenuhi standar layak minum, menjadi air yang layak untuk dikonsumsi karena produk Toya Wening ini didesain dengan mempertimbangkan syarat-syarat kelayakan air minum,”paparnya. Kamis (12/10).

Ir. Maun Budiyanto, S.T., M.T., menyampaikan bahwa produk Toya Wening telah melalui tahap pengujian kualitas air bersih dan minum di Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan untuk menjamin kualitas air hasil olahan produk ini. Ia berharap alat Toya Wening mampu menjangkau masyarakat di berbagai kalangan dan menjadi solusi terhadap permasalahan krisis air bersih pada masa mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *