Mahasiswa UIN Suka Kunjungi Klenteng Poncowinatan

Mahasiswa Prodi Agama-agama UIN Suka Yogyakarta melakukan kunjungan ke Klenteng Poncowinatan, Sabtu 1 Oktober 2022. (Foto: Wiradesa)

YOGYAKARTA – Sejumlah mahasiswa Program Studi (Prodi) Agama-agama Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga (Suka) Yogyakarta melakukan kunjungan ke Klenteng Poncowinatan, Sabtu 1 Oktober 2022. Mereka mendapatkan penjelasan tentang ibadah keseharian, konsep ketuhanan, dan pandangan hidup umat Khonghucu di Yogyakarta.

Wakil Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Yogyakarta, Eka Putera menjelaskan seputar kondisi sosial-keagamaan masyarakat Khonghucu di Daerah Istimewa Yogyakarta. Klenteng Poncowinatan atau Klenteng Kwan Tee Kiong salah satu klenteng tertua di Indonesia.

Klenteng Kwan Tee Kiong didirikan atas izin Sri Sultan Hamengku Buwono VII atas permintaan warga Tionghoa di Yogyakarta pada masa itu. Pihak Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menghibahkan lahan untuk digunakan sebagai lokasi pembangunan klenteng. Pembangunannya dimulai pada tahun 1881 dan selesai pada tahun 1907.

Eka Putera juga mengajak para mahasiswa untuk berkeliling klenteng. Tokoh agama Khonghucu ini menjelaskan setiap sudut ruangan dan para mahasiswa Prodi Agama-agama dengan antusiasme mendengarkannya. Di ruang suci utama terdapat patung Kwan Tie Koen atau Dewa Keadilan, bedug, lonceng, dan alat perlengkapan ibadah lainnya.

Baca Juga:  Dukung Program 'Lada Manis', Pemerintah Kalurahan Condongcatur Kembali Menyelenggarakan Donor Darah

Di sisi timur ruang suci utama terdapat ruang pemujaan yang berisi patung Fuk Ten Cen Sen atau Penunggu Rumah. Sedangkan di sisi utara ruang suci utama terdapat ruang pemujaan yang berisi patung Dewi Kwan Im di tengah, ruang pemujaan Sidharta Buddha Gautama di sisi kanan, dan ruang pemujaan Manjusri Bodhisatwa di sisi kiri.

Para mahasiswa UIN Suka Yogyakarta juga mendapatkan penjelasan tentang sifat mulia dan kebajikan umat Khonghucu. Lima sifat mulia (wu chang), menurut ajaran Khonghucu yakni cinta kasih (ren), kebenaran (yi), kesusilaan (li), bijaksana (zhi), dan dapat dipercaya (xin). Cinta kasih merupakan sifat mulia pribadi seseorang.

Sedangkan delapan kebajikan, meliputi laku bakti (xiao), rendah hati (ti), setia (Zhong), dapat dipercaya (xin), Susila (li), bijaksana (yi), suci hati (lian), dan tahu malu (chi). Laku bakti yaitu berbakti kepada orang tua, leluhur, dan guru. Rendah hati merupakan sikap kasih saying antarsaudara, yang lebih muda menghormati yang tua, dan yang tuamembimbing yang muda.

Baca Juga:  Schalke Anindya Putri Terpilih Jadi Mapres Terbaik Nasional 2023

Kunjungan dan dialog ke Klenteng Poncowinatan diikuti oleh mahasiswa Prodi Agama-agama dari berbagai angkatan termasuk mahasiswa baru. Sedangkan kegiatan kunjungan ke tempat-tempat ibadah umat beragama lain merupakan kegiatan rutin mahasiswa Studi Agama-agama. Kunjungan ke tempat ibadah, selain Islam, dilaksanakan setiap dua pekan sekali.

Sejumlah mahasiswa mendapat wawasan tentang agama-agama di Indonesia. “Saya berharap dengan kunjungan seperti ini membuat mahasiswa Studi Agama-agama tidak lagi merasa asing dengan rumah-rumah ibadah agama lain serta interaksi lintas iman. Istilah toleransi sudah tidak asing di telinga kita. Namun toleransi bukan tentang teori. Tetapi implementasi,” ujar Fahril Akbar, salah satu mahasiswa Prodi Agama-agama UIN Suka Yogyakarta.

Dalam kunjungannya ke Klenteng Poncowinatan di Jl. Poncowinatan No.12-18, Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta, para mahasiswa Prodi Agama-agama UIN Suka Yogyakarta didampingi Afifur Rochman Sya’rani, S.Ag., M.A. Mereka diterima Eko Putera, dan Margo, pengurus Klenteng Kwan Tee Kiong. (M. Putera Yuniar A)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *