BUAH melon hasil petani cerdas air di Tambakrejo, Semanu, Gunungkidul, rasanya manis, lembut, dan segar. Rasa, tekstur, dan bentuk buah ini tidak lepas dari bibit, perawatan, dan cara budidaya para petani di daerah yang terkenal dengan kering dan sulit air.
“Rasanya manis, lembut, dan enak segar,” ujar Aqila (10), seorang anak yang tinggal di Perum Dewi Sinta Residence Kerdon, Wiladeg, Karangmojo, Gunungkidul, Minggu 21 September 2024. Testimoni Aqila usai makan melon dari Tambakrejo direkam oleh ibunya dan dikirim ke pemilik Studio Tani Kalisuci.
Warga Tambakrejo, Semanu, Gunungkidul, kini bersemangat budidaya melon dengan cerdas air. Mereka menyadari, air sulit didapatkan di sekitar tempat tinggalnya. Makanya para warga yang tergabung dalam kelompok RW 43 untuk bertani dengan media galon, bekas tempat air mineral.
Ada sekitar 15 kepala keluarga di wilayah RW 43 Tambakrejo yang memiliki Greenhouse di sekitar rumahnya. Para warga menanam sayur mayur dan melon di Greenhouse atau rumah kaca-nya. Warga menerapkan cara atau sistem yang dibuat warga setempat untuk penyiraman yang irit air.
Selain irit air, bertani di Greenhouse itu juga irit tenaga kerja dan terhindar dari berbagai hama yang biasa menyerang tanaman pangan di Gunungkidul. “Tanaman sayuran dan buah-buahan, termasuk melon di sini dijamin organik,” ujar Suranto, petani Tambakrejo, Rabu 25 September 2024.
Buah melon hasil dari budidaya warga Tambakrejo, Semanu, Gunungkidul, dijamin organik. Sehingga selain rasanya enak, manis, lembut, dan segar, juga sehat. Semoga usaha mandiri warga desa ini menjadi perhatian para pemangku kepentingan, khususnya aparat Pemerintah Kalurahan Semanu dan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. (Ono)