Sebelum menulis kolom ini, penulis sempat ngobrol dengan beberapa orang perangkat desa, pada awalnya mereka pesimis dan seolah tidak percaya dengan kemampuan pengelolaan wedsite desa yang profesional mampu mendorong kemajuan desa hingga masuk katagori Desa Mandiri. Setelah penulis menyampaikan sejumlah argumentasinya, para perangkat desa tersebut yang tadinya bersikap pesimis menjadi optimis tentang kekuatan website dan media ciber ini dalam menentukan kebijakan publik dan partisipasi publik dalam proses pembangunan desa yang pada muaranya mewujudkankan masyarakt Indonesia yang sejahtera.
Website adalah kumpulan halaman web yang saling terhubung dan dapat diakses melalui internet. Halaman-halaman web ini berisi berbagai informasi, layanan, atau konten yang ditujukan untuk pengguna. Website bisa dimiliki oleh individu, perusahaan, organisasi, atau institusi pendidikan, kelompok masyarakat yang berkepentingan untuk memanfaatkan website tersebut untuk menunjang kebutuhan mereka.
Sebuah website desa adalah platform digital yang mewakili sebuah desa di internet. Website ini berfungsi sebagai media informasi dan komunikasi resmi desa, serta sarana promosi potensi desa dan pelayanan publik. Website desa berfungsi sebagai pertama, media informasi, website desa menjadi sarana untuk menyampaikan informasi resmi desa, seperti berita, pengumuman, kegiatan, dan potensi desa, kedua alat promosi potensi desa. Melalui website desa ini dapat digunakan untuk mempromosikan potensi desa, seperti produk unggulan, pariwisata, dan budaya.
Berikutnya adalah cerminan pelayanan publik, karena website desa dapat memfasilitasi pelayanan publik, seperti informasi administrasi desa, perizinan, dan pengaduan. Selain itu website desa berfungsi sebagai alat komunikasi dua arah, wadah komunikasi antara pemerintah desa dan masyarakat, serta antarwarga desa. Sebagai wahana peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan adanya website, masyarakat desa dapat mengakses informasi dan pengetahuan yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tak kalah pentingnya, website desa dapat dimanfaatkan sebagai branding desa, karena dapat membangun citra positif dan identitas desa di mata publik.
Pada 2014 lalu, Kementerian Informasi dan Komunikasi RI menyelenggarakan kompetisi dalam kategori website desa terbaik di Indonesia. Saat itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, berhasil meraih penghargaan Desa Tekhnologi Informasi dan Komunikasi Award periode 2014, dari Kementerian Informasi dan Komunikasi, dalam kategori website desa terbaik dan website desa terbanyak tingkat nasional.
Menurut Kominfo RI yang saat ini berganti nama menjadi Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) kriteria website desa terbaik adalah website yang mampu mengelola dan menyampaikan informasi desa secara efektif, menarik, dan mudah diakses oleh masyarakat. Website tersebut juga harus mampu mempromosikan potensi desa, meningkatkan partisipasi masyarakat, dan mempermudah pelayanan publik. Komdigi menilai Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, berhasil meraih penghargaan Desa Tekhnologi Informasi dan Komunikasi Award periode 2014, dari Kementerian Informasi dan Komunikasi, dalam kategori website desa terbaik dan website desa terbanyak tingkat nasional.
Berdasarkan evaluasi tim penilai Komdigi, jumlah desa di Tanah Bumbu yang mengelola informasi dan komunikasi melalui website mencapai 105 desa. Sementara, desa yang ditetapkan sebagai desa terbaik dalam sistem pengelolaan website tersebut adalah Desa Batu Meranti, Kecamatan Sungai Loban. Keberhasilan Desa Batu Meranti diharapkan menjadi contoh dan motivasi bagi desa yang lain agar dapat melakukan hal yang sama dan lebih baik lagi dalam mengelola sistem informasi guna mendorong pelaksanaan program pembangunan daerah.
Bupati Tanah Bumbu, yang kala itu dijabat Mardani H Maming, menyatakan sistem pengelolaan informasi dan komunikasi berbasis tekhnologi website, atau internet adalah wujud perhatian pemerintah daerah kepada masyarakat demi tercapainya pemerataan pembangunan dan pengelolaan sistem pemerintahan desa yang lebih transparan. Komitmen ini sebelumnya juga sudah diwujudkan dengan membentuk TIM IT pada 2012 lalu yang setiap anggotanya ditugaskan untuk mengelola seluruh jaringan website di setiap instansi pemerintah daerah.Sistem penyebarluasan informasi melalui website, diharapkan lebih mampu menyebarluaskan informasi kemajuan pembangunan daerah khususnya dari setiap pemerintahan desa yang ada.
Selain Desa Batu Meranti, website desa lain yang dinilai baik oleh publik khususnya yang tinggal di Jawa Tengah, saat ini adalah website Desa Sered, Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, website Desa Johorejo, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal, dan Website Desa Beji.
Sementara di Provinsi Daerah Istimea Yogyakarta saat ini belum memiliki website terbaik, yang terstandarisasi. Meskipun demikian ada beberapa desa wisata di DIY yang memiliki website informatif dan menarik, seperti Desa Wisata Kebonagung, Nglanggeran, dan Trumpon. Selain itu, Pemda DIY sendiri juga memiliki portal Desa Budaya yang menampilkan informasi mengenai desa-desa budaya di DIY.
Sejumlah website desa wisata di DIY di antaranya desa Wisata Kebonagung, desa ini dikenal dengan wisata agro berbasis padi unggul; Desa Wisata Nglanggeran, terkenal dengan keindahan alam dan wisata edukasi pertanian; Desa Wisata Trumpon: Desa wisata di Tempel, Sleman yang menawarkan berbagai atraksi wisata; Desa Wisata Tembi, Terletak di Kabupaten Bantul, menawarkan pengalaman budaya dan sejarah, dan desa wisata Manding, terkenal dengan kerajinan kulitnya.
Untuk mengelola website desa yang profesional tentunya dituhkan orang-orang yang profesional yang mengelolanya. Profesional yang dimaksud adalah
seseorang yang memiliki keahlian dan kompetensi di bidang tertentu, serta menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, integritas, dan etika yang tinggi. Profesionalisme mencakup aspek keterampilan teknis, sikap, dan perilaku dalam menjalankan pekerjaan.
Seorang pengelola website desa memiliki tugas utama untuk menyebarkan informasi desa, memfasilitasi komunikasi antara pemerintah desa dan masyarakat, serta mengelola konten website secara efektif. Tugas ini mencakup penyusunan dan penyajian informasi desa, pembaruan data, memastikan keamanan website, dan memberikan layanan dukungan teknis. Seorang pengelola website tidak hanya bermakna tunggal atau perorangan, namun juga bermakna tim yang secara kolktif, bekerjasama dalam pengelolaan website tersebut.
Salah satu contoh tugas profesional dalam pengelaan website desa adalah pengelolaan konten, terlibat dalam penyusunan dan penyajian informasi desa dengan memuat berbagai informasi tentang desa, seperti profil desa, potensi desa, kegiatan pemerintah dan masyarakat, rencana pembangunan, data kependudukan, keuangan desa, dan lain-lain. Tugas lainnya adalah memperbarui data, memastikan data yang ada di website selalu terbaru dan akurat, termasuk data potensi desa, kemiskinan, kependudukan, pembangunan, dan keuangan.
Selain itu para profesional yang mengelola website desa juga harus mampu menulis konten yang menarik, membuat artikel, berita, dan informasi lain yang relevan dan mudah dipahami oleh masyarakat. Mampu mengelola fitur interaktif, mengelola fitur seperti forum diskusi atau pengaduan masyarakat untuk memfasilitasi interaksi antara pemerintah desa dan warga. Juga mampu menjaga kualitas dan akurasi informasi, memastikan informasi yang dipublikasikan di website desa berkualitas dan akurat.
Tugas lainnya adalah mampu menangani masalah teknis, menyediakan infrastruktur teknis, memastikan server, hosting, dan domain website berfungsi dengan baik, menjaga keamanan website dengan melakukan tindakan pencegahan dan penanganan terhadap serangan siber, dan memberikan dukungan teknis: Membantu pengguna jika mengalami kendala dalam mengakses atau menggunakan website. Melakukan instalasi dan pembaruan perangkat lunak: Memastikan website berjalan dengan sistem yang terbaru dan aman. Tidak kalah pentingnya, tugas profesional ini adalah melakukan komunikasi dan Pelaporan, menjadi jembatan informasi: Menyebarkan informasi penting kepada masyarakat melalui website, menerima masukan dan saran, meengumpulkan umpan balik dari masyarakat untuk perbaikan website dan pelayanan desa, dan membuat laporan dengan menyusun laporan berkala mengenai kinerja website dan efektivitas penyampaian informasi. Para profesional ini diharapkan mampu meningkatkan partisipasi masyaraka untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan desa melalui website. Caranya dengan menyediakan layanan publik yang memungkinkan warga untuk mengakses berbagai layanan publik secara online, seperti pengurusan administrasi desa. Juga meningkatkan transparansi, dengan membantu pemerintah desa dalam membuka akses informasi publik dan meningkatkan transparansi.
Dengan menjalankan tugas-tugas ini secara profesional, pengelola website desa dapat berkontribusi signifikan dalam memajukan desa, meningkatkan kualitas pelayanan publik, dan mempererat hubungan antara pemerintah desa dan masyarakat.
Pada intinya sebuah website harus memiliki desain yang Menarik dan User-Friendly; memilki tampilan visual yang menarik perhatian, profesional, dan mudah dinavigasi. Menggunakan warna, font, dan gambar yang sesuai dengan karakteristik desa. Website yang baik diharapkan memiliki tata letak yang menarik, informasinya tersusun rapi dan mudah ditemukan. Menggunakan menu navigasi yang jelas dan fitur pencarian yang efektif. Memiliki konten yang relevan dan bermanfaat, seperti
profil desa, berita dan kegiatan desa yangupdate, menggali potensi desa, dan berisi layanan publik. Website desa juga perlu integrasi media sosial, dan pengelolaan yang berkelanjutan.
Melalui paparan informasi di atas, penulis berharap setiap desa di Indonesia mampu menampilkan kemajuan dan perkembangan desa melalui berbagai saluran informasi publik yang ada, termasuk website. Melalui pengelolaan informasi dan komunikasi berbasis tekhnologi website, menjadi tolok ukur pemerintah pusat dalam mewujudkan tercapainya pemerataan pembangunan dan pengelolaan sistem pemerintahan desa yang lebih transparan. Semoga. ***
Penulis: Sulistyo Budi N (Pemerhati masalah pembangunan desa di Indonesia)








