Menanam Sayuran dan Buah-buahan dengan Hemat Air dan Pupuk

Hasil budidaya melon dengan hemat air. (Foto: Wiradesa)

WARGA Gunungkidul menemukan cara budidaya tanaman sayuran dan buah-buahan dengan hemat air dan hemat pupuk. Berbudidaya dengan menerapkan teknik “Petani Cerdas Air” hasilnya sangat menggembirakan dan full organik.

Metode “Petani Cerdas Air” dilaksanakan oleh para petani di Tambakrejo RT 01 RW 43 Kalurahan Semanu, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka yang tergabung dalam kelompok tani Galonesia Organik menanam berbagai jenis sayuran dan buah-buahan.

Tanaman yang berhasil dibudidayakan dengan cara hemat air dan pupuk, antara lain loncang, bawang merah, selada, cabai, terong, seledri, tomat, sawi, kangkung, dan melon. “Saya senang sekali, para petani tidak hanya mengagumi saja, tetapi juga melaksanakan budidaya,” ujar Tri Madi Wiyono, kepada Wiradesa.co, Rabu 22 November 2023.

Mas Wiyono yang menciptakan metode “Petani Cerdas Air” mengkoordinir para petani di sekitar tempat tinggalnya untuk menanam berbagai jenis sayuran dan buah-buahan di halaman rumahnya masing-masing. Para petani yang telah berbudidaya dengan hemat air dan pupuk itu, antara lain Wasino, Suranto, Sarman, Joko, Suwadi, Suharno, Manto, Sunar, Rakino, Jumadi, Sugianto, dan Edi.

Baca Juga:  Tanaman yang Cocok untuk Perindang Rumah dan Kafe
Loncang, 15 hari tanpa siram air. (Foto: Wiradesa)

Cara budidaya berbagai jenis sayuran dan buah-buahan itu tidak perlu lahan yang luas. Hanya memanfaatkan bekas kemasan atau galon air sudah bisa bertani di halaman rumah. Caranya mudah, galon air dipotong bagian atas, kemudian diberi sekam, tanah, dan pupuk kotoran hewan sebagai media tanam.

Pimpinan Galonesia Organik, Tri Madi Wiyono, menjelaskan pembuatan media tanam yang dimasukkan di bekas galon air, terdiri dari sekam bakar ditambah tanah. Perbandingannya satu banding satu. Artinya sekam bakarnya satu dan tanahnya satu. Kemudian ditambah pupuk organik. “Pupuk organiknya bisa dari kompos atau bisa dari kotoran hewan,” jelas Mas Wiyono.

Dengan metode “Petani Cerdas Air” yang hemat air, pupuk, waktu, dan hemat tenaga, hasilnya sangat menggembirakan dan dijamin organik. Seperti hasil panen bawah merah, yang tanpa pupuk kimia, rasanya lebih manis dan gurih.

Selada 20 hari tidak disiram langsung panen. (Foto: Wiradesa)

Para petani di Tambakrejo, menanam loncang selama 15 hari tidak disiram. Sedangkan menanam selada selama 20 hari juga tidak disiram, langsung panen. Untuk tanaman bawang merah umur 1 sampai 15 hari, hanya sekali disiram. Kemudian tanaman melon jenis Top Red, usia 35 hari hanya beberapa kali disiram. “Masa panen melon 70 hari setelah tanam,” jelas Mas Wiyono.

Baca Juga:  Bikers Subuhan Ajak Anak-anak Muda Mencintai Masjid

Berbudidaya berbagai jenis sayuran dan buah-buahan dengan metode “Petani Cerdas Air” sangat cocok diterapkan di daerah yang terkenal tandus atau sulit air. Contohnya di daerah kering, sulit air, di Gunungkidul, para petaninya tetap bisa berdaya dengan inovasi dan kreativitas petani sendiri “Cerdas Air”. (Ono Jogja)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *