PENUTUR dari Singapura, Roger Jenkins, terpesona dengan Panggung Sekolah Hutan Punissari di Mangunan, Dlingo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Baginya, panggung di tengah hutan itu merupakan tempat terbaik dunia untuk pagelaran dongeng.
“Selama kami tampil mendongeng, tidak ada tempat seindah ini. Panggung ini tempat terbaik bagi saya untuk mendongeng,” ujar Roger Jenkins, usai tampil pada Pagelaran Dongeng Jogja 2023 di Panggung Sekolah Hutan Pinussari Mangunan, Minggu 19 November 2023.
Kesan indah itu juga dirasakan penutur dari India Priyanka Chaterjee dan penutur dari Rusia Alla Labedeva. Mereka terpesona dengan keindahan alam perdesaan dan terperanjat dengan banyaknya masyarakat yang hadir di tengah hutan pinus.
Selain kesan indah, pagelaran dongeng Jogja juga menyampaikan pesan yang kuat bagi masyarakat dunia, khususnya soal kebersamaan, kekompakan, dan tidak saling membenci. Pada akhir pagelaran, Founder Rumah Dongeng Mentari, Rona Mentari mengajak para penutur dan penikmat dongeng untuk mengheningkan cipta, berdoa agar konflik di Gazza segera berakhir.
Bagi para aktivis RDM, tidak ada yang menang dalam peperangan. Mereka yang terlibat dalam peperangan, semuanya kalah. Mereka tidak mampu mengendalikan diri, tidak mampu merasakan penderitaan orang lain, termasuk anak-anak dan kaum perempuan. Maka hentikan peperangan. Sebarkan perdamaian dan ceritakan keindahan alam dan nilai-nilai kehidupan, karena cerita itu membuat Sentosa, sesuai dengan PDJ 2023 “Cerita Agawe Sentoso”.
Selain penutur dari luar negeri, juga ada penutur top nasional yang tampil pada PDJ 2023. Mereka antara lain, Kak Rona Mentari, Kak Ojan, Kak Awe, Kak Kiki & Kak Ana, dan Taqarrabie. Untuk melengkapi penampilan dongeng tersebut, Rumah Dongeng Mentari menghadirkan Bagong Soebardjo yang melantunkan macapat (tembang Jawa).
Koordinator PDJ 2023, Ara Adisti, menjelaskan Pagelaran Dongeng Jogja (PDJ) merupakan kegiatan tahunan Rumah Dongeng Mentari (RDM) yang menghadirkan penutur terbaik untuk bercerita di alam terbuka Hutan Pinus Mangunan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pagelaran tahun ini ada yang spesial, karena hadir penutur internasional dari Singapura, India, Singapura. RDM sebagai komunitas sosial yang peduli pada penanaman karakter anak melalui dongeng menyuguhkan PDJ untuk anak-anak, orang tua, dan berbagai kalangan.
Tahun ini, tema yang diangkat adalah “Cerita Agawe Santoso” yang artinya cerita membuat sentosa. “Kami percaya, cerita yang dituturkan hari ini memiliki kekuatan membangun masyarakat yang Sentosa,” ujar Ara.
Kegiatan PDJ sengaja diselenggarakan di alam terbuka supaya penontonnya dapat mendengarkan dongeng dengan pengalaman yang berbeda. Biasanya masyarakat mendengarkan dongeng ketika akan tidur, di kelas saat bersekolah, atau membacanya sendiri di rumah. Tetapi dengan pengalaman yang berbeda ini, penonton dapat lebih teringat dan menjadikannya memori baik untuk disampaikan pada teman-teman lainnya.
Selain itu, kegiatan di alam juga mengenalkan anak-anak pada lingkungan agar mereka semakin mencintai alam. RDM berusaha mengajak penonton untuk meminimalkan sampah, dengan menyediakan air isi ulang dan menyarankan untuk membawa botol air minum dari rumah.
RDM berharap dengan adanya kegiatan ini kebiasaan mendongeng atau bertutur tetap bertahan di tengah masifnya teknologi. Selain itu, RDM juga berharap bahwa kegiatan bertutur ini kerap hadir mulai dari lingkup yang kecil, mulai dari keluarga, hingga lingkup yang lebih besar lagi. (*)