Motor dan Mobil Lawas tak Sepi Peminat

Suri, memperbaiki mesin mobil di bengkelnya. (Foto: Wiradesa)

KULONPROGO – Menolak punah, klasik itu asyik, menjadi slogan yang kerap ditulis para pemilik kendaraan lawas yang tetap dirawat dan dipertahankan tak dijual. Unit mobil atau motor itu rutin dibawa ke bengkel. Tak jarang para pemilik kendaraan lawas punya mekanik langganan.

Bengkel motor dan mobil tua tak sedikit yang punya pelanggan setia. Salah satunya bengkel milik Suri Roto. Di bengkel Suri, mobil dan motor yang masuk minta diperbaiki tak pernah sepi. Selalu ada pekerjaan yang menanti. Bahkan pengerjaan harus dilembur malam hari. Menurut Suri, peminat mobil dan motor klasik kini makin banyak. Meskipun khusus mobil, tak sedikit mobil lawas harganya mendekati harga pasar mobil muda usia. Seperti Isuzu Panther dan Toyota Kijang LGX dengan kondisi baik, harga relatif tak terlalu anjlok.

“Motor dan mobil tua biasanya dipertahankan karena sudah menjadi kendaraan kesayangan. Bukan semata karena pemilik tak mampu beli baru. Terkadang sudah beli kendaraan baru tapi kendaraan lama dipertahankan dan dirawat maksimal,” terang Suri Roto, mekanik mobil dan motor yang buka bengkel mobil motor di rumahnya di Giyoso RT 16 RW 08 Salamrejo, Kulonprogo.

Baca Juga:  Pengurus PWI Kabupaten Sleman Dilantik

Merawat mobil dan motor tua biasanya butuh waktu lama. Sehingga unit kendaraan harus menginap. Sedangkan mobil dan motor tahun muda dan kerusakan ringan bisa lebih cepat diselesaikan.

“Kalau kendaraan lawas memang harus sabar. Sparepart nyari baru terkadang susah harus nyari suku cadang bekas yang masih bagus,” ujar Suri kepada Wiradesa.co Minggu 3 Desember 2023.

Motor-motor lawas yang mengantre perbaikan, sebagian besar kondisi mati mesin. (Foto: Wiradesa).

Mobil dan motor lawas umumnya sudah usia 20 tahun ke atas. Tahun rakitan 2003 ke atas. Bahkan di bengkel, Suri tengah memperbaiki kerusakan pada Daihatsu Charade hatback tahun pembuatan 1976 milik warga Giyoso. Menurut Suri, Charade tadinya mengalami rusak pada kampas kopling. Namun untuk memperbaiki bagian itu, blok mesin harus diturunkan. Karena merasakan ada yang kurang beres pada bagian lain, akhirnya sang pemilik justru minta bagian mesin yang perlu diperbaiki agar dibereskan, sekalian bongkar mesin.

Selain mobil Daihatsu Charade lawas, ada satu Toyota Kijang LGX 1997 yang sudah antre perawatan. Satu unit mobil boks L300 juga tengah digarap bagian mesin yang trouble di bagian klep. Karena klepnya bengkok.

Baca Juga:  Tim Semar UGM Raih Juara dalam Rangkaian Global Virtual League Shell Eco-Marathon 2021

“Unit yang masuk kerusakan lebih sering karena usia pemakaian. Bukan karena kecelakaan lalu lintas. Ada yang servis kaki-kaki, ganti ban, tune up dan ganti oli, menyetel rem, kelistrikan, servis audio, dan lainnya. Dari servis ringan hingga yang berat,” imbuhnya.

Khusus unit sepeda motor, Suri tengah punya banyak pekerjaan. Terhitung ada enam unit kendaraan roda dua yang antre perbaikan dan restorasi di bengkelnya. Satu unit Kawasaki Blitz 2004 tengah dalam pemrosesan karena mati mesin selama empat tahun. Kerusakan utama pada bagian klep, oli rembes. Blitz harus sekur klep. Bagian lakher roda juga sudah aus dan kering. Bagian rem depan juga oli habis. Sementara bagian kelistrikan dan piston dinilai relatif masih baik. Yang lain Astra Star keluaran 1987 yang mati mesin dan sudah hidup kembali. Pemilik minta cat bodi dan renovasi menjadi model Honda Pitung.

“Berhasil menormalkan kembali mesin motor yang mati bertahun-tahun dan bisa fungsi kembali merupakan kebahagiaan tersendiri. Apalagi motor dan mobil lawas itu menjadi klangenan karena pemilik sampai eman menjual. Yang jelas bagi pemilik kendaraan itu sangat berharga. Bisa ikut membantu tentu saya sangat gembira,” pungkasnya. (Sukron)

Baca Juga:  Omnibus Law UU Cipta Kerja Berpotensi Munculkan Titik Kemacetan Lalu Lintas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *