Nunggu Warung Sate, Sofyan Sari Biasakan Baca Sholawat

Sofyan, membungkus pesanan sate ayam Madura. (Foto: Wiradesa)

KULONPROGO – Kenaikan harga bahan bakar minyak membuat harga barang kebutuhan pokok mulai merangkak naik. Pedagang makanan pun sebagian mulai menyesuaikan harga dagangan agar tidak merugi.

“Kalau harga ayam nggak naik. Malah turun Rp 2 ribu. Dari Rp 32 ribu menjadi Rp 30 ribu. Yang sudah naik seperti bumbu bawang merah bawang putih juga kacang tanah. Dulu awal jualan sate ayam pada 2021 harga kacang tanah Rp 21 ribu. Kalau sekarang sampai Rp 28-29 ribu sekilonya,” terang Sofyan Sari, pedagang sate ayam Madura yang setiap sore buka warung di Padukuhan Karangwetan tak jauh dari Lapangan Salamrejo, Sentolo.

Ditemui Minggu 11 September 2022 malam, Sofyan yang berasal dari Desa Sen Asen Kecamatan Konang Bangkalan menuturkan, penyesuaian harga sate ayam bikinannya tak selisih banyak dari harga semula. Sewaktu BBM belum naik, ia biasa menjual sate ayam satu porsi 10 tusuk seharga Rp 10 ribu sementara saat ini per porsi isi 10 tusuk dihargai Rp 12 ribu. “Mulai Lebaran haji sampai sekarang jualan agak menurun. Sehari paling habis daging ayam 4 kg,” imbuhnya.

Baca Juga:  Sate Kambing Pak Gandung Jos Gandos

Merantau ke Yogya dan jualan sate ayam Madura dijalani Sofyan sejak 2021. Ia menggantikan saudara sepupu istri yang pernah jualan sate di lokasi sama. “Begitu nikah, merantau ke Surabaya. Lima tahun jadi kuli bongkar muat di pabrik pupuk. Jadi kuli berat lagi pula tak bisa sampai tua. Sampai umur 40 tahun mungkin sudah agak maksa. Begitu dapat info ada tempat jualan kosong di Yogya langsung berangkat,” ucapnya.

Sebulan pertama, Sofyan numpang tidur di tempat saudara di Sedayu yang juga jualan sate Madura. Beruntung Sofyan dapat rumah kontrakan terbilang murah hanya Rp 2,5 juta setahun yang dia tempati sekarang. “Soal bumbu sate sudah bukan rahasia lagi. Buka YouTube banyak tutorial bikin sate dan sambal sate. Kurang lebih seperti itu. Dulu pernah bantu-bantu jualan sate di Bandung pas belum menikah. Bedanya di Bandung bumbu kacang tambah santan kalau di Yogya umumnya bumbu kacang tanpa tambahan santan,” imbuhnya.

Guna menyiasati harga bahan pokok yang naik, ia membeli beras langsung kepada petani sehingga dapat harga beras lebih murah Rp 8 ribu sekilo. Hingga saat ini harga lontong belum ia naikkan masih Rp 3 ribu perlontong.

Baca Juga:  Tekun Kumpulkan Modal, Pak Dukuh Isman Sukses Buka Bengkel Furnitur di Rumah

Jualan sate tak selalu laku. Adakalanya saat tertentu pas hujan misalnya, pembeli sepi. Di saat seperti itu, Sofyan mengaku lebih sering membiasakan diri membaca sholawat nabi: Allohumma Sholli ‘Ala Sayyidina Muhammad Wa’ala Ali Sayyidina Muhammad. Ia pun membawa tasbih digital buat menghitung bacaan sholawatnya. “Dari pada mainan hape nggak ada gunanya. Buang kuota. Ya dipakai buat baca sholawat,” pungkasnya. (Sukron)

Tinggalkan Komentar