Nursalim Produksi Meja Kursi dan Perabot Rumah Tangga dari Kayu Albasia Hingga Sonokeling

Nursalim tengah memelitur produk kursi pesanan sekolah. (Foto: Wiradesa)

KEBUMEN – Pertukangan, memproduksi meja, kursi perabot rumah tangga seperti dipan tempat tidur, lemari pakaian, lemari gerabah, lemari gantung, rak, gawang pintu, daun pintu dan jendela bisa dibilang keahlian yang melekat pada diri Nursalim (40). Warga Kalibalong RT 8 RW 2 Desa Aditirto, Pejagoan, Kebumen itu mengenal aktivitas pertukangan sejak masih kecil.

“Dulu ikut orangtua. Kini melanjutkan usaha yang dulu dirintis orangtua,” ucap Nursalim membuka pembicaraan saat wiradesa.co berkunjung ke tempat produksi di samping rumahnya. Tampak bahan kayu lembaran tersedia dalam jumlah lumayan banyak. Meja kursi sekolah pesanan yang saat ini tengah dia kerjakan.

Kursi sebagai pekerjaan pesanan dari pihak lain dan tengah dalam proses penggarapan ada sebanyak 150 unit. Kursi sebanyak itu untuk memenuhi kebutuhan lima ruang kelas salah satu sekolah di Kebumen. “Satu kelas isi 30 kursi. Lama pengerjaan sekitar satu bulan,” timpalnya.

Meski mengerjakan garapan pesanan buat sekolah namun Nursalim mengaku sanggup bilamana pada saat yang sama ada pesanan masuk berupa barang-barang perabot rumah tangga. Ia akan mengatur waktu agar semua pekerjaan dan pesanan dapat terselesaikan. Ia juga menjalin relasi dengan teman sesama tukang kayu. Bila mana pekerjaan terlalu repot, ia bakal berbagi job kepada tukang yang telah menjadi jejaring relasinya.

Baca Juga:  Iswanti, Layani Pesanan Batik Kantoran

Guna melayani berbagai barang pesanan, Nursalim menyiapkan blabak dan bahan baku dari berbagai jenis kayu. Dari kayu yang berkarakter lunak hingga kayu berkarakter kuat tersedia. Mulai dari kayu albasia, mahoni, jati hinga sonokeling.

Bahan baku kayu didapat bisa dari petani langsung atau bisa pula dibeli dari pengepul. Biasanya biaya operasional penebangan, pemotongan, pengangkutan, penggergajian, sampai pengantaran kayu dari lokasi tebang sampai rumah membutuhkan biaya dua kali lipat dari harga kayu.

“Mahal tidaknya kayu tergantung jenis kayu dan kondisi kayu,” tambahnya.

Berbagai peralatan pendukung kerja seperti planner mesin bubut, circle potong, pasah listrik, amplas listrik, roater telah dimiliki semua. “Untuk peralatan harganya kelas-kelasan. Kalau seluruh alat, nilai investasinya mencapai lebih dari Rp 10juta. Alat yang paling riskan rusak salah satunya mesin profil,” tukasnya.

Nursalim menambahkan, kesulitan yang dia alami dalam menjalankan usaha yakni pemasaran dan permodalan. Selama ini ia lebih fokus kepada produksi barang.

“Untuk promosi masih getok tular. Dari pelanggan yang puas akan mengabarkan ke para tetangga, teman juga para relasi,” ujar Nursalim yang siap mengerjakan berbagai macam produk furnitur sesuai gambar atau desain yang dibawa oleh para calon konsumen. (Sukron)

Baca Juga:  Dagang Sayuran Keliling, Kirimi Anak Istri Rp2-3 Juta Sebulan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *