KULONPROGO – Pengetahuan, keterampilan beserta etika, tiga hal yang harus selalu diperhatikan saat berkendara di jalan raya. Apalagi saat mengendarai sepeda motor. Sebagai alat transportasi terkecil di jalan raya, banyak aspek yang mesti diperhatikan.
Materi tentang keselamatan dan cara berkendara yang benar saat bepergian dengan sepeda motor dibabar dan dikupas oleh Muhammad Ali Iqbal, instruktur safety riding Astra Motor Yogyakarta di SMK Negeri I Girimulyo, Selasa (15/12/2020). Iqbal menuturkan, keselamatan di jalan merupakan prioritas dan tujuan dari materi safety riding.
“Ketika dituntut cepat sampai ke tujuan, tentu teknik dan keterampilan bersepeda motor yang benar harus dikuasai. Tetapi untuk keselamatan, melaju pelan lebih baik karena lebih aman,” ujar Iqbal kepada wiradesa.co.
Perihal kecepatan dan aspek keselamatan, lanjut Iqbal, sangat erat korelasinya. Pada laju sepeda motor hingga 60 km/jam masih terkategori aman, sedangkan laju 70-80 km/jam termasuk ekstrem, dibutuhkan tingkat konsentrasi dan keterampilan berkendara memadai. Sementara kecepatan di atas 100 km/jam, punya risiko tinggi pada aspek keselamatan karena pada tingkat kecepatan tersebut stang sudah sulit dikuasai dan tak bisa dibelokkan sehingga bila dibutuhkan manuver tertentu misal mau menghindari lubang di jalan, pengendara hanya bisa mengandalkan liukan gerak bodi sepeda motor.
Di hadapan 35 peserta siswa-siswi Kelas X dan Kelas XI Jurusan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM) serta Jurusan Akuntansi dan Keuangan Lembaga, Iqbal menyampaikan sejumlah kiat berkendara sepeda motor yang dianjurkan dalam safety riding. Misalnya saat bertemu dengan bus atau truk tronton, agar tak berlama-lama berada di samping dua kendaraan besar tersebut lantaran rawan berada di titik blind spot yang tak terpantau sopir.
“Kalau mau menyalip segera menyalip atau kalau tidak segera menjauh. Begitu pula sebagai kendaraan terkecil, bila keluar gang prioritas adalah lalu-lintas di jalan raya. Pemotor harus berhenti. Melihat arah kiri dan kanan baru masuk ke jalan raya saat dipastikan lalu-lintas aman,” imbuhnya.
Tingginya tingkat kecelakaan yang diakibatkan oleh faktor kelalaian manusia, kata Iqbal, bisa jadi akibat masih minimnya pemahaman perihal teknik dan keterampilan berkendara di samping persoalan kurangnya etika di jalan raya. Mengenai teknik pengereman misalnya, kepada para siswa sekolah yang berada di Sokomoyo Jatimulyo Girimulyo, Kulonprogo, Iqbal memberikan panduan bagaimana mengurangi laju kecepatan yang disarankan. Yakni mengeremlah dengan empat jari tangan jangan cuma menggunakan dua jari tangan. Kekuatan rem depan mencapai 70 persen namun saat mengoperasikan rem depan teknik handling-nya harus pelan dan lembut tidak langsung ditarik kuat seketika.
Kepala Jurusan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor SMKN I Girimulyo Hari Rahmanto SPd Gr menyebut, kegiatan pembelajaran safety riding merupakan agenda rutin sekolah. Namun lantaran pandemi, kegiatan praktik ditiadakan diganti paparan teori di kelas dengan menerapkan protokol kesehatan. Jumlah peserta hanya dibatasi 35 orang dan berasal dari wilayah yang dipetakan sebagai zona hijau.
“Melalui kegiatan berisi materi safety riding, diharapkan siswa makin memahami cara berkendara yang benar dan tak mengabaikan aspek keselamatan diri dan pengguna jalan lain. Bersedia memakai alat penunjang keselamatan standar macam helm, jaket, masker di masa pandemi,” terang Hari Rahmanto.
Kepala Sekolah SMK N I Girimulyo Waryanto SPd menyambut baik adanya kegiatan safety riding. Menurutnya, paparan safety riding menjadi pengetahuan penting bagi siswa. “Dengan adanya kegiatan safety riding, saya yakin anak-anak akan lebih paham dan sadar pentingnya keselamatan berkendara. Tidak menyepelekan keberadaan kelengkapan kendaraan macam spion. Tak kalah penting selalu patuh pada rambu lalu-lintas saat berkendara,” ujar Waryanto. (Sukron)