KLATEN – Meledaknya kasus positif covid beberapa bulan lalu menggerakkan Ariq Mu’affan, dibantu beberapa pemuda Kwaren, membuat alat bantu skrining suhu dan semprot handsanitizer otomatis dengan harga murah.
Alat yang berbentuk kotak kecil ini memiliki akurasi yang bagus untuk mengukur suhu seseorang dan secara otomatis juga mampu menyemprotkan cairan yang sudah dibekali tangki di belakangnya.
Tangki pada alat ini bisa menampung 2 liter cairan handsanitizer sehingga lebih lama untuk jangka waktu pengisian berikutnya. “Dua liter ini jika digunakan acara dengan tamu 50an bisa digunakan lebih dari lima kali. Ndak repot harus isi ulang setiap kali menggunakan, ” ujar Ariq Mu’affan, Rabu 10 November 2021.
Daya baterainya mampu bertahan hingga 2 hari jika digunakan terus-menerus dan sudah dilengkapi soket micro seperti halnya smartphone pada umumnya. “Jadi tidak susah ketika suatu saat batrai habis. Kita tinggal colok saja” ungkap pemuda berusia 19 tahun ini ketika ditemui di Selasar Jagarumeksa.
Alat ini juga dilengkapi display suhu juga anjuran jika suhu tubuh melebihi ambang batas normal. Display ini selain memberi tahu berapa suhu kita juga bisa memberi peringatan seumpama suhu kita diatas 38°c”.
Ketika melebihi 38°c alarm akan berbunyi dan display akan otomatis memunculkan tulisan “suhu anda melebihi batas normal, mungkin anda korona. Pulanglah!. Sedikit kocak memang.
Untuk membuat alat ini hanya dibutuhkan sekitar 450 ribu rupiah yang mana alat serupa tersedia di marketplace sekitar 1 juta rupiah, bisa lebih. “Kami merangkainya sekitar 2 bulan lalu, dengan biaya yang sangat minim dan patungan,” tuturnya.
Ariq menuturkan bahwa kekurangan alat ini hanya pada desain yang alakadarnya. Karena harapan dari alat ini mudah dibawa kemana-mana dan bisa difungsikan di banyak tempat maka tidak mementingkan tampilan. “Asal mudah dibawa saja sudah cukup,” tegasnya.
Pasalnya ketersediaan alat yang penting ini belum merata dimiliki setiap instansi atau komunitas-komunitas yang sering mengadakan pertemuan. Mungkin karena tahu harganya tidak murah.
Kelebihan alat ini, selain soal biaya dan mobile, juga memiliki fungsi fleksibel sebab biasanya masih memakai termogun juga handsanitizer secara terpisah “Paling tidak, biasanya membutuhkan 2 orang. Yang satu pegang termogun, yang satu HS,” tuturnya.
Meski beberapa minggu ini angka kasus positif covid menurun besar, diharapkan masyarakat tidak lalai dalam menerapkan prokes sehingga tidak terjadi lonjakan lagi setelahnya.
Ariq berharap kawan-kawan lain bisa menirunya untuk membuat alat sederhana namun sangat guna ini. “Ya semoga temen-temen diluar sana bisa meniru alat murah ini. Karena pada dasarnya alat ini sangat sederhana. Kan contohnya di youtube banyak,” pungkas penggerak desa Kwaren ini. (Ilyas Syatori)