KEDIRI – Tiga komoditas, yakni pengolahan tembakau, pembekuan hasil laut, dan produk kayu, menjadi unggulan ekspor Kota Kediri ke luar negeri. Ketiga komoditas ini merupakan penyumbang tertinggi nilai ekspor pada Triwulan I atau Januari sampai Maret 2022.
Berdasarkan data yang dirilis Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindagin) Kota Kediri, nilai ekspor pada Triwulan I tahun 2022 sebesar Rp 55,6 miliar. Nilai ini meningkat dibandingkan pada Triwulan I tahun 2021 yang mencapai Rp 51,4 miliar.
“Kita patut bersyukur karena ditengah situasi ketidakpastian global dan biaya logistik yang melonjak tinggi, nilai ekspor kita kembali beranjak naik,” kata Tanto Wijohari, Kepala Disperindagin Kota Kediri, Senin 18 April 2022.
Disperdagin Kota Kediri mencatat ada pertumbuhan ekspor di Kota Kediri pada periode Januari hingga Maret 2022. Angka ekspor secara year-on-year tercatat tumbuh sebesar 8 persen. “Nilai ekspor terbesar itu dari sektor pengolahan tembakau,” kata Tanto Wijohari.
Secara rinci, nilai ekspor Kota Kediri pada Triwulan I tahun 2022 yaitu pada bulan Januari mencapai Rp 17,2 miliar, Februari mencapai Rp 16,01 miliar, dan pada Maret mencapai Rp 22,3 miliar.
Terdapat sejumlah komoditas terbesar penyumbang ekspor di Kota Kediri, yaitu produk hasil pengolahan tembakau, pembekuan hasil laut, dan produk kayu. Adapun tujuh negara tujuan ekspor, yaitu Jepang, Tiongkok, Malaysia, Singapura, Prancis, Belgia, dan Taiwan.
Tanto menuturkan, pihaknya terus menggalakkan peningkatan ekspor melalui berbagai upaya. Salah satunya, mendorong para pelaku UMKM untuk merambah pasar ekspor. Pihaknya juga tengah merancang kelas edukasi untuk mempersiapkan calon-calon eksportir lokal untuk lebih memahami dunia perdagangan internasional.
Upaya peningkatan ekspor ini merupakan bentuk strategi pemulihan perekonomian akibat pandemi Covid-19. “Peningkatan volume ekspor tentu berkontribusi positif bagi penyerapan tenaga kerja dan meningkatnya derajat kesejahteraan masyarakat,” ujar Tanto.
Pandemi Covid-19 masih memberikan dampak serius terhadap produktivitas kegiatan perekonomian di Kota Kediri. Beberapa perusahaan juga terpaksa melakukan pengurangan karyawan yang berimbas pada berkurangnya nilai ekspor.
Sementara itu, Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan, kondisi perekonomian di Kota Kediri saat ini sudah mulai membaik. Hal itu seiring dengan kasus Covid-19 di Kota Kediri yang dari hari ke hari juga semakin membaik.
Sebelumnya, kondisi perekonomian di Kota Kediri sempat mengalami turbulensi luar biasa akibat pandemi Covid-19. “Pertumbuhan ekonomi di Kota Kediri juga sempat mengalami minus 6,25 persen, kini mulai meningkat menjadi 2,5 persen,” ujarnya. Peningkatan ini perlu kita syukuri bersama. (*)