YOGYAKARTA – Kehidupan di dunia hanya bersifat sementara. Setiap makhluk yang bernyawa akan menghadapi kematian. Namun, dalam ajaran Islam kematian adalah awal dari mulainya tahapan alam akhirat.
Umat manusia yang telah meninggal dunia akan kembali dibangkitkan oleh Allah SWT setelah datangnya peristiwa kiamat. Hari dibangkitkannya umat manusia itulah disebut dengan Yaumul Ba’ats, yakni kehidupan setelah mati.
Menurut pimpinan Ponpes ISC Aswaja Lintang Songo, KH Heri Kuswanto, dalam agama Islam, kehidupan selanjutnya akan dijalani setelah malaikat Israfil meniupkan sangkakala yang pertama, dan semua makhluk akan binasa. Kemudian, ia akan meniupkan untuk yang kedua kalinya, sehingga semua makhluk akan hidup kembali tanpa terkecuali.
“Pada saat itu, manusia dibangkitkan dari alam kubur atau alam barzakh. Ruh-ruh yang bangkit ini akan bersatu kembali dengan jasadnya, dan akan dikumpulkan di tempat luas bernama Yaumul Mahsyar (Padang Mahsyar),” jelas KH Heri Kuswanto, saat mengisi ceramah di Kantor Balai Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial (Bapel Jamkesos) DIY, Senin 18 April 2022.
Setelah semua makhluk (manusia, jin, dan hewan) dibangkitkan kembali, di Padang Mahsyar ini semuanya dikumpulkan untuk diadili. Setiap manusia pada hari itu akan berjalan dengan diiringi oleh 2 malaikat. Satu malaikat sebagai pengiringnya, dan satu lagi sebagai saksi atas semua perbuatannya di dunia.
“Peristiwa ini disebutkan dalam QS. Al-Kahfi: 47, yang artinya: dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan seorangpun dari mereka,” jelas dosen Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Annur ini.
Waktu penantian di Padang Mahsyar akan terasa singkat bagi manusia yang beriman dan bertakwa. Namun, yang memiliki banyak dosa akan merasa menunggu sangat lama, dan merasakan panas begitu dahsyat.
Selanjutnya, manusia akan menjalani “hari penimbangan” yang disebut dengan Yaumul Mizan. Setiap manusia akan ditimbang amalnya untuk menentukan apakah mereka akan masuk surga atau neraka.
“Ketika semua makhluk ciptaan Allah Swt. telah terkumpul di Padang Mahsyar, tibalah saat untuk memperlihatkan buku catatan amal. Kemudian, amal mereka akan ditimbang dan dihitung, mana yang lebih banyak, amal baik atau amal buruknya,” lanjut KH Heri Kuswanto, yang juga merupakan A’wan Syuriyah PWNU DIY.
Menurutnya, setiap makhluk akan memperoleh balasan yang sesuai dengan amalannya. Jika amalan mereka baik, maka akan memperoleh balasan berupa surga. Namun, jika mereka memiliki amalan buruk, maka neraka adalah balasannya. (Ilyasi)