Peringati HUT ke-3, Paguyuban Masyarakat Yogyakarta di Kendari Gelar Wayang Kulit: Manfaatkan Bantuan Gamelan Ngarso Dalem

Pementasan wayang kulit di Lorong Moote, Puuwatu, Kendari, Sultra, Minggu malam. (Foto: Wiradesa)

KENDARI – Paguyuban Masyarakat Yogyakarta (PMY) di Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra), Minggu (5/3/2023) malam, menggelar pentas wayang kulit di Sekretariat PMY Jalan Muh Yamin. Lorong Moote, Puuwatu, Kendari. Pentas wayangan semalam suntuk itu sekaligus mangayubagyo pernikahan Melisa Anggraini, putri pesinden Ibu Mini.

Pagelaran wayang kulit yang dimulai pukul 21.00 sampai Subuh itu menampilkan dalang Ki Kapno Kondo Carito, yang membawakan lakon Semar Mantu. Sejumlah pesinden tampil memeriahkan pementasan tersebut, antara lain Ibu Hartini, Ibu Wasini, Ibu Suroto, Ibu Muji Rahayu, dan seorang pesinden remaja.

Semangat warga Ngayogyakarta Hadiningrat untuk nguri-uri budaya Jawa sangat luar biasa. Meski malam itu terjadi hujan lebat, angin kencang dan menyebabkan banyak pohon tumbang, serta listrik mati, tetapi masyarakat tetap berupaya agar pantas wayangan tetap berjalan. “Kami sewa genset untuk menyalakan listrik, agar wayangan tetap jalan,” ujar Abdul Jalil, Sekretaris PMY di Kendari, Senin 6 Maret 2023.

Dengan semangat kebersamaan, gotong royong, dan saling membantu, akhirnya pementasan wayang kulit semalam suntuk bisa terlaksana dengan lancar. Pentas wayang ini yang pertama digelar sejak PMY menerima bantuan gamelan dari Ngarso Dalem melalui Kundho Kabudayan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Baca Juga:  Peringati Haornas, Forkompim Kapanewon Depok Laksanakan Upacara Bendera dan Senam Bersama

Keberadaan gamelan sangat bermanfaat bagi masyarakat Kendari, khususnya masyarakat DIY dan Jawa Tengah (Jateng) yang tinggal di Sulawesi Tenggara. Setiap Sabtu sore, siswa siswi SD memanfaatkan gamelan bantuan Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk berlatih seni karawitan.

Sedangkan setiap Sabtu malam atau malam Minggu, digunakan warga untuk berlatih karawitan gagrak Solo dan gagrak Yogyakarta. “Malam minggu pertama sampai ketiga dimanfaatkan untuk latihan Gagrak Solo, kemudian malam minggu keempat digunakan untuk Gagrak Yogyakarta,” papar Abdul Jalil.

Ketua PMY, Zaenal Mustofa, menjelaskan gamelan bantuan Ngarso Dalem juga dimanfaatkan untuk latihan karawitan oleh masyarakat Jawa yang tinggal di luar Kendari, khususnya para transmigran. Sejumlah sanggar yang memanfaatkan gamelan di rumahnya, antara lain Sanggar di Desa Cialam, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan pimpinan Ki Sutekno dan Sanggar di Desa Aluhu, Kecamatan Meluhu, Kabupaten Konawe pimpinan Bapak Santo.

Warga Paguyuban Masyarakat Yogyakarta di Kendari. (Foto: Wiradesa)

Keberadaan gamelan di Sanggar Kinasih Condrokirono, Sekretariat PMY Lorong Moote, amat sangat bermanfaat bagi pengembangan kebudayaan Jawa di wilayah Kendari dan sekitarnya. Warga Ngayogyakarta Hadiningrat yang berada di Kendari Sultra sangat berharap Ngarso Dalem kerso rawuh, menyemangati Kawulo Ngayogyakarta untuk terus nguri-uri kabudayan Jawa, khususnya seni tradisional Jawa. (*)

Baca Juga:  Peneliti Terus Kembangkan Kecerdasan Buatan GeNose C19

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *