KULONPROGO – Usaha rumahan wader krispi dan peyek wader sangat bergantung pada ketersediaan bahan baku ikan wader tangkapan alam, di saluran air dan di kali. Pembuat peyek wader dan wader krispi Agung Winardiyati mengakui, terkadang pasokan ikan wader sulit didapat.
“Satu minggu ini belum dapat bahan baku. Kalinya banjir, tetangga di sini banyak yang tidak menjaring,” ujar Agung Winardiyati pemilik Peyek Wader Bu Agung yang tinggal di Merah Ngori RT 36 RW 18, Bugel, Panjatan saat dihubungi Wiradesa.co Rabu 10 Mei 2023.
Saat bahan baku ikan wader tersedia, biasanya sekali produksi, Agung Winardiyati mengolah tiga kilogram ikan wader dan lima kilogram tepung beras. Harga satu kilogram bahan baku ikan wader basah dari para pemburu wader Rp 30 ribu. Alur pembuatan peyek wader dijelaskannya.
“Begitu datang ikan wader langsung dibersihkan. Setelah itu ditiriskan. Lanjut dibuat adonan bersama tepung beras lalu penggorengan dan pengemasan,” imbuhnya.
Proses pembuatan adonan peyek wader disampaikannya. Perbandingannya, adonan satu kilogram beras ditambah dua liter air, bumbu dapur kunyit, bawang, garam, ketumbar bubuk, dua butir telur ayam. Semua bahan dicampur, uleni hingga merata, cetak dan digoreng dua kali.
Ide mengolah peyek wader, tak lain karena tuntutan ekonomi. Dorongan juga datang dari pihak kalurahan untuk membuat produk unggulan kalurahan. “Ketika bahan baku melimpah peyek wader bisa ready tiap hari. Cuma untuk wader goreng krispi harus pesan paling tidak seminggu sebelumnya,” kata Agung Winardiyati.
Selain dibuat peyek wader dan wader krispi, tangkapan wader dari Kali Beran dan Kali Peni di sawah Bulak Ndolog, yang agak besar dibikin mangut ikan wader.
Usaha yang efektif dimulai awal 2022 kini masih bertahan dan ditekuni termasuk mengurus PIRT dan label halal. Pelanggan kebanyakan masih satu kecamatan namun kerap peyek ikan wader jadi oleh-oleh ke luar daerah. “Untuk harga peyek ikan wader sekilo Rp 75 ribu dan wader goreng krispi Rp 80 ribu. Alhamdulillah masih dapat untung,” pungkasnya. (Sukron)