YOGYAKARTA – Rumah Dongeng Mentari (RDM) yang didukung Indika Foundation menerbitkan 10 buku serial dongeng Nusantara. Buku yang disusun dari cerita rakyat ini tersaji dalam dua bahasa, yakni Bahasa Daerah dan Bahasa Indonesia.
Sepuluh buku yang dibagikan gratis ke para penutur dari berbagai daerah di Indonesia itu berjudul Batu Panjang cerita rakyat Jambi, Biwar Penakluk Naga (Papua), Asal-usul Tari Guel (Aceh), Si Lebai Malang (Sumatera Barat), dan Anteh Si Penjaga Bulan (Jawa Barat).
Kemudian buku serial dongeng Nusantara berjudul Siuk Bambam Siuk Bimbim (Kalimantan Tengah), La Moelu (Sulawesi Tenggara), Gajah Wong (Daerah Istimewa Yogyakarta), Perempuan Pembawa Api (Nusa Tenggara Timur), dan Ibuanari dan Sagu Bulan (Papua).
“Sengaja kami menerbitkan dalam dua bahasa, karena kami ingin mengenalkan ragam budaya Indonesia melalui buku cerita rakyat yang menarik dan berkualitas,” ujar Rona Mentari, Pimpinan Projek Seri 10 Dongeng Nusantara (Buku Cerita Dwibahasa Interaktif), Sabtu 11 Desember 2021.
Selain mengenalkan ragam budaya Indonesia, RDM juga ingin meningkatkan kerukunan antarbudaya melalui pemahaman ragam budaya yang dibangun sejak dini. Juga meningkatkan minat baca di Indonesia. “Kami berharap para local champion dan local educator memiliki semangat yang sama dalam menggunakan buku ini,” tegas Rona, pendiri RDM.
Selanjutnya Ayu Purbasari, Bidang Kerjasama, menjelaskan penerbitan buku Seri 10 Dongeng Nusantara melibatkan sejumlah penulis dan illustrator ternama di Indonesia. Penulis yang merangkai cerita, antara lain Gin Teguh, Watiek Ideo, Aisha Shaidra, dan Bagong Soebardjo.
Sedangkan ilustratornya, Arijal Hadiyan, Khoirul Anwar, Adinda Novalyawati, Daud Nugraha, Yudha Ardhi, Kammalia R, Hadi Wardoyo, Bagong Soebardjo, Omega Hanifa, dan Lily Elserisa. “Sengaja kami melibatkan sejumlah penulis dan illustrator agar ada keberagaman,” jelas Ayu.
Buku Seri 10 Dongeng Nusantara, secara umum ditujukan untuk anak usia 6 tahun ke atas. Pembaca dengan umur kurang dari 6 tahun, dapat didampingi wali atau orangtua. Pendamping harus membaca buku terlebih dahulu sebelum membacakan untuk anak. Selain tercetak, buku serial dongeng Nusantara juga bisa diakses gratis melalui tautan: bit.ly/10dongengnusantara.
“Bacakan judul, nama penulis, nama ilustrator, asal cerita, dan penerbit buku kepada anak,” tegas Ayu. Menurut pengurus RDM, cara itu mengajarkan anak untuk menghargai karya sastra sejak dini. Jika ingin menjelaskan lebih jauh tentang orang-orang di balik karya, bisa melihat di halaman 2 setelah sampul.
Sebelum membacakan, pastikan suasana menyenangkan. Tidak perlu dipaksakan jika anak sedang tidak mau atau tidak selesai membaca dalam satu waktu. Kita juga bisa memberi kesempatan kepada anak untuk memilih buku mana yang akan dibaca atau dibacakan terlebih dahulu.
Selanjutnya RDM akan menyelenggarakan Temu Anak Indonesia. Agenda daring ini mempertemukan anak-anak pembaca serial dongeng Nusantara dari seluruh Indonesia. Acaranya akan dimeriahkan penampilan pendongeng terbaik yang menuturkan cerita dari buku 10 Dongeng Nusantara. (*)