KEBUMEN – Sate Kelinci Pak Mun salah satu warung makan dengan menu daging kelinci yang ada di kota Kebumen. Tidak banyak kuliner olahan kelinci di kota Beriman. Boleh jadi warung sate kelinci yang didirikan Pak Wasimun, merupakan satu-satunya, sehingga sudah cukup dikenal masyarakat.
Dalam satu dekade terakhir tak tampak banyak perubahan pada bangunan warung sate kelinci Pak Mun. Berada di pinggir jalan tak jauh dari Stasiun Kereta Api Kebumen. Meja makan tertata menyatu di rumah bagian depan. Tempat bakar sate di bagian belakang. Hanya letak tempat makan sekarang tak lagi di bagian teras tapi masuk ke ruang belakangnya. Bersebelahan dengan displai suvenir celengan kelinci terbuat dari bahan gypsum.
Pengelola warung kini sudah dilimpahkan kepada putra pertama Eko Mundiko sepeninggal Pak Wasimun. Eko Mundiko mengatakan tak banyak perbedaan soal cara memasak aneka olahan kelinci dan marmut.
“Hari-hari biasa mengolah 4-5 kelinci. Kalau Lebaran bisa sampai 10 kelinci. Daging kelinci dibikin sate dan gulai,” kata Eko kepada wiradesa.co Jumat 23 Juni 2023.
Eko menuturkan satu porsi sate kelinci 10 tusuk dipasang harga Rp 45 ribu. Untuk porsi lima tusuk Rp 23 ribu. Seporsi gulai kelinci Rp 20 ribu. Banyak pelanggan olahan kelinci terutama sate, kata Eko, mempercayai khasiat daging kelinci bagi kesehatan termasuk menambah kesuburan pasangan suami istri yang belum dikaruniai momongan, menaikan kadar hemoglobin darah, mengobati keluhan vertigo dan lainnya.
Sate kelinci Pak Mun sudah punya langganan. Bukanya cukup pagi sekitar pukul 06.00. Para pelanggan sate Pak Mun kini juga bisa memborong suvenir celengan berbentuk kelinci dan karakter keropi, bola, dari bahan gypsum. Celengan kelinci dibikin oleh Aas Siti Khasanah, istri Eko Mundiko. Aas membuat celengan berdasar alat cetakan yang telah dibikin lebih dulu. Aas yang punya bekal pengetahuan lukis keramik tak sulit membuat celengan kelinci.
“Celengan kelinci belum lama bikin. Kok bisa jadi hiasan meja. Motif kelinci juga pas dengan menu kuliner kami. Sejauh ini pelanggan dari tamu hotel, pelanggan sate yang mampir makan kadang juga beli celengan kelinci. Pesanan ada juga dari sekolah, dan pabrik genteng. Harganya Rp 15 ribu,” jelasnya.
Proses pembuatan celengan kelinci bahan gypsum mengandalkan teknik cetak. Usai cetak harus dikeringkan sampai benar-benar kering. Kalau belum kering sulit buat dilapis cat. Cat tembok sebagai dasar, lanjutnya proses dilanjutkan dengan cat kayu untuk pewarnaan. (Sukron)