KEBUMEN – Rebana seni islami yang banyak digemari anak muda. Grup-grup rebana (dan hadrah) menjamur. Mereka mengadakan kegiatan rutin salawatan, bikin majelis salawat membaca kitab Maulid Albarzanji, Burdah, atau Maulid Simthudduror. Gema salawat dan maulid nan merdu terdengar di mana-mana.
Di Tambakagung, Klirong Kebumen, salah satu grup yang aktif berlatih dan mengadakan pembacaan maulid yakni Syifaussuqi. Dilatih KH Dahroni. Di saat menjelang puasa Ramadan putra sosok yang akrab disapa Abah oleh para santri, turut serta membantu memberi materi latihan menabuh alat rebana atau hadrah.
“Rebana sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Konon dulunya menceritakan tentang kemenangan Nabi pada saat perang badar, ” ujar Malik Abdul Aziz (25), atau Gus Malik putra kedua Abah Kiai Dahroni.
Mengikuti perkembangan, seni rebana ada beberapa jenis seperti hadrah (berirama cepat) dan al-banjari (irama lebih pelan). Kesenian rebana dimainkan menggunakan sejumlah alat musik. Diantaranya bas, genjring, kecrik, tamburin dan ketiplak. Alat terbuat dari kayu mahoni, kayu mangga. Kemudian untuk kulitnya terbuat dari kulit kambing. Beberapa daerah yang memproduksi antara lain Brebes, Bumiayu, Jepara dan Demak serta Kudus.
Menurut Gus Malik tak kurang 18 tahun dia belajar rebana. Bila tengah di rumah, dia berlatih bersama grup rebana didampingi abahnya di Karanggede, Desa Tambakagung.
Di kampung, Gus Malik yang masih nyantri di Pesantren Al Ikhsan Jampes Kediri itu memang dikenal sebagai pegiat seni rebana. “Saya selalu mengajak terutama para pemuda dan remaja untuk berlatih rebana, hadrah. Selain itu, selalu mengajak bersalawat, berharap mendapatkan pahala dari Alloh Swt,” urai Gus Malik kepada wiradesa.co, Sabtu, 27 Februari 2021.
Kesenian rebana dapat dimainkan dengan mudah. Dijelaskan, rumus rebana apapun bisa. Bentuk rumus secara umum ada dua macam. Pertama, DDD TDT T DDD TT TD. Kedua, DT DT TD T DD DT TT. Sedangkan teknik memukul rebana yang sesuai, tangan kiri memegang rebana, kemudian jari jempol di belakang dan empat jari yang lain rapat di depan. Akan tetapi, jangan menyentuh bagian kulit rebananya. Untuk tangan kanan digunakan menabuh. Bunyi dung yang bagus ditabuh menggunakan empat jari yang ditabuh ke depan. Selanjutnya, bunyi tang dipukul ke belakang. Empat jarinya merenggang.

Adapun lagu salawat yang sering dimainkan ialah Qasidah Burdah. Maulid yang dilantunkan menggunakan Kitab Al-Barzanji.
Menurut Gus Malik, kunci utama agar tampil bagus, yang terpenting sering latihan dan kompak. Meski tak dimainkan banyak orang tetapi akan timbul permainan yang apik. “Witing tresno jalaran soko kulino,” tutur Gus Malik. Semua bermula dari hati dan rasa senang. Apabila telaten berlatih pasti bisa. Meski awalnya tidak bisa. Terpenting, berkumpul bersama orang yang senang bersalawat akan menumbuhkan rasa cinta kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. (Nur Anggraeni)