BANTUL – Lantunan tasbih, tahmid, dan takbir menggema dari Pondok Pesantren Lintang Songo di Pagergunung, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (23/5/2022) malam. Ribuan jamaah berbaju putih dengan khusyuk mengingat dan menyebut kesucian, keterpujian, dan kebesaran Allah Subhanallahu Wa Ta’ala.
Jamaah yang berdzikir itu tidak hanya datang dari wilayah DIY saja, tetapi juga Jawa Tengah (Jateng). Tampak hadir pada acara Tausiyah dan Dzikir ke-122 Lintang Songo, Wadir Obvit Polda DIY, aparat Polres Sleman, Komisaris PT Duta Mulia, Gus Muh Pesantren Al Fattah, jamaah dari Yogyakarta, Bantul, Sleman, Kulonprogo, Gunungkidul (DIY), Boyolali, Klaten, dan Magelang (Jateng).
“Alhamdulillah, acara Tausiyah dan Dzikir di Pokdok Lintang Songo berlangsung kembali dengan lancar setelah masa pandemi Covid-19,” ujar KH. Heri Kuswanto, pimpinan Pondok Lintang Songo, kepada Wiradesa, Senin 23 Mei 2022. Pondok yang dikenal sebagai Islamic Study Center (ISC) dan mengajarkan 27 keterampilan kepada para santri ini, secara rutin menggelar dzikir bersama, setiap malam Selasa Kliwon.
Dzikir merupakan proses komunikasi antara seorang hamba dengan Allah SWT agar selalu mengingat dan tunduk pada perintah-Nya. Caranya dengan melafalkan tasbih, tahmid, takbir, memanjatkan doa, membaca Alquran dan lainnya. “Dzikir dapat dilakukan tanpa mengenal waktu, baik sendiri maupun bersama-sama dengan aturan yang ditentukan,” papar KH. Heri Kuswanto yang juga dosen Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Annur, dan A’wan Syuriah PWNU DIY.
Menurut HR. Muslim, ada empat ucapan yang paling dicintai Allah, yakni subhanallah, alhamdulillah, laa illaha illallaa, dan Allahu akbar. Allah Maha Besar. Berdzikir lebih baik dari sedekah dan jihad. Allah Maha Mengetahui. Maka berdzikirlah di setiap waktu. Selalu ingat dan jika menghadapi persoalan, mintalah pertolongan kepadaNya. (*)