Tempat Pembuangan Sampah Piyungan Ditutup, Emak-emak Resah

Pengumuman penutupan TPST Piyungan. (Foto: Istimewa)

BANTUL – Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ditutup selama tiga hari, mulai tanggal 18 sampai 20 Maret 2022. Penutupan ini membuat masyarakat, khususnya emak-emak di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul, resah.

Pengumuman penutupan TPST Piyungan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta beredar luas ke masyarakat melalui media sosial. Banyak grup-grup whatsapp para emak-emak mengaplod spanduk Pemerintah Kota Yogyakarta “TPA Piyungan Tutup Mulai Hari Ini. Mohon Sampah Ditaruh Dulu di Rumah, Mulai Tgl 18/03/2022 s/d 20/03/2022”.

Para emak-emak, banyak yang merespon pengumuman penutupan yang dirasa mendadak itu. Mereka khawatir sampahnya semakin menumpuk di rumah. Karena ada yang sudah dua hari sampahnya tidak diambil tukang sampah. “Kalau sampah tidak diambil sampai lima hari, nanti numpuk dan baunya ke mana-mana,” ujar Ibu Joko, warga Baturetno, Banguntapan, Bantul, Sabtu 19 Maret 2022.

Sudah sejak hari Jumat sampai Sabtu, grup whatsapp pengurus WTR, yang beranggotakan pengurus Paguyuban Warga Perumahan Wiyoro The Residence, ramai dengan penutupan tempat pembuangan sampah akhir di Piyungan. Karena sebelumnya soal sampah ini menjadi masalah bagi warga perumahan.

Baca Juga:  6.150 Santri Ikuti Upacara Peringatan Hari Santri 2022 di Purbalingga

Semula warga membayar sendiri-sendiri kepada tukang sampah. Namun tukang sampah mengeluh karena ada warga yang bayar rutin, tetapi juga ada yang tidak bisa membayar rutin. Setelah dimusyawarahkan dengan ibu-ibu pengurus, akhirnya disepakati bayarnya ke tukang sampah dilakukan sebulan sekali dan dikoordinir oleh pengurus.

Ternyata baru berjalan sebulan terjadi masalah. Karena datangnya tukang sampah tidak secara rutin. Sehingga ada warga yang protes, karena sampah sudah beberapa hari menumpuk di depan rumah. “Petugas sampah kalau lebih dari tiga hari tidak mengambil sampah, biasanya ada masalah atau ada penyebabnya,” papar Ibu Yuni. Penyebabnya tempat pembuangan sampah terpadu Piyungan ditutup atau petugas sampah sakit.

Emak-emak berharap, petugas sampah segera mengambil sampah yang ada di depan rumah. Selanjutnya petugas sampah membuang dulu di penampungan sampah yang tersedia di tanah kas desa. Biar tidak menumpuk di depan rumah warga. Jika TPST Piyungan sudah dibuka, langsung diangkut ke Piyungan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *