Ternak Mencit, Kebutuhan Pasar Tinggi Sebagai Pakan Ternak dan Hewan Uji Coba

KEBUMEN – Budi daya tikus putih punya prospek ekonomi. Di pasaran, tikus putih dicari untuk berbagai keperluan. Sebagai pakan reptil, kebutuhan uji coba farmasi atau kedokteran. Melihat peluang tersebut, sejak 2019 Aqdaam Wijaksono SPt tergerak ikut membudidayakan tikus putih.

‘’Saya tertarik untuk membudidaya tikus putih jenis mencit,’’ tutur Aqdaam. Ia beralasan, jenis mencit itu sekali melahirkan anak jumlahnya banyak. Biasanya sekitar 9-12 ekor. Bisnis tikus putih ini mulai ditekuni Aqdaam sejak akhir 2019. Menurut Aqdaam, pertama kali memulai bisnis ini karena ajakan teman.

“Menurut teman, bisnis ini sangat menguntungkan,” kata Aqdaam sembari menuturkan, pengiriman kepada pemesan banyak yang minta 1.000 ekor langsung. Kota besar seperti Jabodetabek, kawasan wilayah yang banyak permintaannya.

Foto: Wiradesa

Pertama kali ternak mencit ia diberi oleh teman sebanyak 25 ekor. Tetapi setelah beranak pinak pemberian 25 ekor ia mengembalikan sama sebanyak 25 ekor. Proses pembudidayaannya cukup mudah. Pemberian pakan, tikus putih itu diberi pakan voer babi starter dengan harga Rp10 ribu.

Baca Juga:  Asal-usul Desa Tanggulangin

Perihal pengandangan menggunakan rak terbuat dari kayu. Rak itu terdiri atas kayu, kawat ram dan baskom. Bagian dalam kandang diberi sekam. “Penggantian sekam usahakan rutin supaya tak terserang hama,” tegas Aqdaam, Sabtu (16/01/2021).

Dari ternak mencit awal pemberian dikasih 25 ekor, laku dengan harga satuan Rp10 ribu. Dalam waktu sembilan hari sudah dapat melahirkan lagi. Pengandangan awal dikoloni menjadi satu di rak. Perbandingan ideal 1:5, sedangkan biasa 1:10. Apabila sudah bunting dipisah kandangnya sebab masa bunting selama 10 hari. (Nur Anggraeni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *