Tiga Desa Percontohan Kemandirian Desa

Desa Panggungharjo. (Foto: Istimewa)

BANTUL – Tiga desa di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bisa menjadi percontohan untuk mewujudkan kemandirian desa. Karena tiga desa ini dinilai berhasil mewujudkan kedaulatan politik, ekonomi, dan informasi (data).

Penggerak desa, Ryan Sugiarto, menjelaskan tiga pilar kemandirian desa, yakni politik dan pemerintahan, ekonomi desa, serta datakrasi. Pilar pertama, desa sebagai arena demokrasi politik lokal, wujud kedaulatan politik.

Pilar kedua, desa sebagai arena demokratisasi ekonomi, wujud kedaulatan ekonomi. Pilar ketiga, pemberkuasaan melalui aktualisasi pengetahuan warga sebagai wujud kedaulatan data. “Pilar politik dan pemerintahan, serta ekonomi, sudah berjalan dengan baik, tetapi pilar datakrasi, masih berhenti pada konsep,” ujar Ryan, Sabtu 9 April 2022.

Desa yang telah melaksanakan demokrasi politik dengan baik adalah Desa Panggungharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul. Pemerintah desa telah berhasil menjalankan pemilihan kepala desa secara demokratis. Pemdes juga menjalankan tata kelola pemerintahan desa berbasis kepentingan warga.

Sedangkan desa yang layak menjadi contoh pengembangan ekonomi desa, yakni Desa Guwosari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul. Demokratisasi ekonomi itu terlihat bagaimana warga mengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Hasil dari badan usaha ini telah dirasakan manfaatnya oleh warga setempat.

Baca Juga:  The Samingah Wised Desa Limbasari, Sajikan Sembilan Pos Wisata Edukasi

Selanjutnya desa yang bisa menjadi percontohan bagaimana mengelola data dengan baik, yakni Desa Pleret, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul. Pemerintah Desa Pleret telah berhasil meluncurkan Sistem Informasi Desa (SID) yang bisa diakses melalui android. Sehingga warga bisa mendapatkan data desa, setiap saat, kapan dan dimana saja.

Ryan dan juga para aktivis desa akan terus berupaya menjadikan desa mandiri berbasis tiga pilar, ekonomi dan pemerintahan, ekonomi, serta informasi (data) di Indonesia. Ada tiga pendekatan yang akan dilakukan, yakni gerakan, kebijakan, dan pemikiran.(Ono Jogja)  

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *