BANTUL – Masyarakat sangat antusias mengunjungi gelaran Bantul Creative Expo (BCE) 2025, meskipun kegiatan ini telah berlangsung sejak sepekan lalu. Sedikitnya 100 stand yang ikut berpatisipasi dalam BCE 2025, terdiri stand lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, Dekranasda, Asmindo dan Iwapi.
Even ini juga dimeriahkan sejumlah pentas seni tari tradisional, moderen, live musik, lomba anak, serta festival seni seniman Bantul.
Sejumlah desa dan kecamatan di Kabupaten Bantul juga berpartisipasi mengikuti BCE 2025 yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian Bantul, sekaligus dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-194 Bantul di Kompleks Pasar Seni Gabusan, Timbulharjo, Sewon, Bantul, yang berlangsung sejak 25 Juli hingga 1 Agustus 2025.
Sejumlah desa dan kapanewon yang berpartisipasi dalam acara ini di antaranya Kapanewon Srandakan yang memamerkan bahan limbah kayu untuk kerajinan, kerajinan hantaran, olahan makanan berbahan ikan lele seperti abon dan mi letek.
Kapanewon Sedayu, juga memamerkan berbagai produk UMKM, terutama dalam bidang kerajinan, seperti sangkar burung, kuliner, dan fashion.
Kapanewon Pleret memamerkan beragam produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), seperti permen, minuman tradisional, tape, kopi, wedang uwuh, camilan, dan bakpia.
Selain itu, terdapat juga produk pertanian seperti sayur organik, gula Jawa herbal, jamu, beras organik, dan benih tanaman.
Tahun ini BCE mengusung tema “Kreativitas dan Kolaborasi Berkelanjutan untuk Memantapkan Daya Saing Daerah.” Tema tersebut mencerminkan semangat sinergi berbagai pihak dalam membangun ekosistem ekonomi lokal yang kuat, adaptif, kolaboatif, dan berkelanjutan melalui penguatan peran pelaku UMKM dan industri kreatif.
Kegiatan BCE 2025 yang dibuka secara resmi oleh Bupati Bantul Bantul H. Abdul Halim Muslih, didampingi Wakil Bupati Aris Suharyanta, Pimpinan DPRD Kabupaten Bantul, serta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Dalam sambutannya, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menegaskan bahwa gelaran expo ini memiliki dampak ekonomi yang signifikan terhadap UMKM di Kabupaten Bantul.
“Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang promosi produk lokal, tetapi juga ruang transaksi ekonomi yang mampu menggerakkan perekonomian rakyat. Karena tingginya animo masyarakat, kami memperkirakan transaksi dalam BCE tahun ini bisa mencapai Rp 2 miliar hingga Rp 3 miliar dan potensi besar UMKM untuk terus tumbuh,” ungkap Halim.
Melalui even ini Bupati Bantul berharap agar seluruh desa dan kecamatan di Bantul dapat memaksimalkan potensi daerahnya . BCE 2025 menjadi momentum strategis untuk mendorong kolaborasi lintas sektor dalam penguatan daya saing daerah, sekaligus merayakan semangat inovasi dan kreativitas masyarakat Bantul.
Sementara itu, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi, menyampaikan bahwa BCE merupakan wujud komitmen dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif dan pemberdayaan UMKM sebagai pondasi perekonomian daerah. Acara ini juga diharapkan dapat mempererat jejaring pelaku seni dan budaya yang selama ini menjadi identitas masyarakat Bantul.
Kabupaten Bantul yang terdiri dari 17 kapanewon/kecamatan dan 75 desa, dengan status mandiri. Status ini menunjukkan bahwa desa-desa tersebut telah berhasil mengembangkan potensi dan sumber daya yang dimiliki sehingga mampu berdiri sendiri dan mandiri secara ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Sementara Tema Hari Jadi ke-194 Kabupaten Bantul adalah “Bantul Bumi Satriya, Sawiji Ambuka Kertaning Praja”. Tema ini memiliki makna mendalam, yaitu Bantul sebagai bumi kesatria yang memiliki tekad kuat, bersatu, dan membuka tatanan pemerintahan yang baik.
Dengan tema ini, diharapkan seluruh masyarakat Bantul dapat meneladani semangat para leluhur dan terus berkontribusi dalam membangun Kabupaten Bantul yang maju dan sejahtera, menurut berbagai sumber. (WD/Budi)








