SLEMAN – Hadirnya era TV digital membawa keuntungan bagi masyarakat. Pemirsa TV bakal dimanjakan dengan lebih banyak channel TV juga dengan beragam acara. Masyarakat bisa memilih channel dan konten tayangan sesuai minat dan kesukaan serta kebutuhan.
Koordinator Berita TVRI Yogyakarta Saktiono Wahyujati menuturkan, bila dulu ketika siaran analog hanya dijumpai siaran TVRI Yogyakarta dan TVRI Nasional, kini setelah siaran simulcast–analog dan digital secara bersamaan hingga tiba menit diakhirinya siaran TV analog– masyarakat sudah bisa menikmati TVRI Yogyakarta, TVRI Nasional, TVRI Sport dan TVRI World. Siaran TVRI Yogyakarta juga menyapa pemirsa di kawasan Solo Raya dengan tayangan yang tertangkap jernih dan bening. Karena dengan teknologi digital memungkinkan terjalinnya kerjasama berbagi area dengan TVRI Jateng.
Dimungkinkan antarstasiun TV melakukan kerja sama area. TVRI Jateng, misalnya, bisa pasang peralatan di pemancar Patuk agar tayangan di kawasan Solo Raya gambarnya tidak kepyur.
“Kami telah memasang alat khusus berdaya 5 kilowatt di pemancar Patuk sehingga area digital TVRI Yogyakarta menjangkau kawasan Solo Raya. Masyarakat di Sukoharjo bisa menikmati acara kethoprak, nonton acara Dhimas Tejo, Sinden Ngetren dari TVRI Yogyakarta,” jelas Saktiono kepada wiradesa.co, Selasa 21 Juni 2022.
Dijelaskan, pihaknya juga telah menerima laporan masyarakat bahwa siaran TVRI Yogyakarta tak tertangkap baik di kawasan lereng Menoreh sehingga akan dilakukan survei. Selanjutnya terbuka kemungkinan untuk menitipkan satu pemancar ke transmisi TVRI Jateng di Gombel atau ke Menara Stasiun Transmisi Gunung Tugel Kutoarjo.
Menyambut siaran TV digital, jam siaran TVRI Yogyakarta pun ditambah dari semula 4 jam sehari menjadi tayang 24 jam terhitung mulai Maret 2022. “Pukul 14.00-18.00 kami siaran live studio sebagai siaran lokal wajib. Sisanya tayangan siaran ulang dan siaran yang bukan live studio,” imbuhnya.
Mendukung suksesnya migrasi menuju siaran TV digital, TVRI Yogyakarta pada 2021 telah membagikan 100 unit set tob box (STB) bagi kelompok sasaran masyarakat petani dan nelayan di wilayah Gunungkidul, Kulonprogo, Bantul dan Sleman. “Pembagian 100 STB itu sebagai sarana sosialisasi. Pengenalan STB bagi masyarakat yang susah atau mengalami kerepotan manakala mau beralih ke TV digital. Meski bukan kewajiban kami untuk menyediakan STB tapi kami ikut handarbeni di tengah situasi masyarakat yang waktu itu belum banyak yang kenal STB tersertifikasi Kominfo,” ujarnya.
Pengadaan STB dengan biaya promosi dan pengembangan usaha sebagai stimulus sosial bagi masyarakat petani dan nelayan tersebut, pada pembagiannya disertai sosialisasi ASO secara tatap muka. Diisi kegiatan semacam kuis tanya jawab dan bagi yang berhasil menjawab beroleh suvenir STB. Kegiatan yang sama pada 2022 direncanakan akan kembali dibagikan 150 unit STB sebagai cendera mata atau hadiah kuis.
Guna melayani masyarakat yang ingin berkonsultasi tentang STB juga bila dijumpai penerimaan siaran TV digital yang kurang jelas, TVRI Yogyakarta membuka hotline layanan 24 jam lewat kontak: 08112600052. Masyarakat yang memiliki keluhan terhadap siaran TV digital TVRI Yogyakarta juga bisa datang langsung ke Kantor dan Studio TVRI Yogyakarta di Jalan Magelang KM 4,5 Sinduadi Mlati, Sleman.
“Kami punya pojok layanan publik, siap membantu dengan berbagi informasi soal jenis-jenis STB, bagaimana pasang STB, cara cek STB bersertifikat Kominfo, dan hal lain seputar ASO. Masyarakat bisa datang konsultasi ke lobi TVRI Yogyakarta. Di situ bisa ketemu petugas yang siap melayani setiap hari pada jam kerja,” jelasnya sembari menambahkan, tamu yang datang melakukan kunjungan media seperti dari SMA/SMK serta kampus bakal menerima penjelasan wajib mengenai program migrasi menuju siaran TV digital dan ASO.
Dikatakan Saktiono, keluhan masyarakat lewat sambungan hotline yang tersedia bakal disampaikan kepada manajemen. Bila terkait ASO maka akan diteruskan kepada Tim ASO. “Pernah warga Klaten, penggemar TVRI Yogyakarta, mengeluh sudah pasang STB namun gambarnya masih krimis-krimis. Petugas teknis langsung meluncur ke pemancar Patuk melakukan perbaikan,” jelasnya.
Disampaikan Saktiono, perihal konten siaran TV digital ke depan khususnya TVRI Yogyakarta pada siaran di atas pukul 18.00 terbuka ruang kerja sama bagi khalayak seperti komunitas. “Komunitas touring misalnya punya video perjalanan ke Bromo berdurasi 25 menit bisa hubungi TVRI Yogyakarta untuk diseleksi. Bila bernilai publik, nonsponsor, video sudah jadi bisa ditayangkan. Bila lebih dari satu, bisa bikin MOU. Ada kelompok Pramuka punya kegiatan dengan dokumen rekaman yang sudah jadi, bisa juga diseleksi untuk tayang. Sudah tentu seleksi termasuk etika jurnalistik, memenuhi pedoman perilaku penyiaran,” paparnya. (Sukron Makmun)