KULONPROGO – Warga Padukuhan Boro, Karangsewu, Galur, berhasil memproduksi Wingko dan VCO (Virgin Coconut Oil) khas Boro. Produk original berbasis potensi lokal ini disukai orang luar negeri yang berkunjung ke Boro.
“Terakhir yang beli tiga paket saking (dari) Jepang, langsung dibawa pulang ke Jepang untuk oleh-oleh keluarga,” ujar Greg Sindana, Dukuh Boro 2, Kalurahan Karangsewu, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu 25 Oktober 2025.
Produksi Wingko dan VCO berbahan baku kelapa. Sedangkan pohon kelapa banyak tertanam di Padukuhan Boro, baik di Boro 1 maupun Boro 2. Hampir setiap pekarangan rumah terdapat pohon kelapa.
“Setiap kepala keluarga di Boro itu punya belasan pohon kelapa. Jadi untuk pembuatan Wingko dan VCO sudah tersedia bahan bakunya. Untuk rasa, warga masih menjaga keasliannya. Jadi taksih original Pak,” jelas Dukuh Boro 2.
Sebanyak 95 persen warga Padukuhan Boro hidup bertani. Mereka mengandalkan kehidupannya dari hasil pertanian, khususnya padi dan kelapa. Setiap selapan (35 hari) warga Boro memetik (ngunduh) kelapa.
Selama ini, warga Boro menjual langsung hasil panen kelapanya. Mereka tidak mengolah kelapa menjadi produk turunannya. Tetapi sekarang, warga mulai memproduksi Wingko dan VCO dari bahan baku kelapa.
Untuk produk Wingko dengan rasa original (gurih manis) sudah dijual. Segmen pasarnya kalangan menengah ke atas, karena produknya premium. Harganya per besek isi 10 Rp 40.000. Jika isi 5 harganya Rp 25.000.
Pemerataan penghasilan menjadi perhatian utama Dukuh Boro 2. Jika ada pesanan yang jumlahnya banyak, dibagi per RT. Misalnya pesanannya 1.000 kue Wingko, maka per RT mendapat jatah 250. Karena di Padukuhan Boro 2 itu terdiri dari 4 RT (RT 05, RT 06, RT 07, RT 08) dan 2 RW (RW 03, RW 04).
Untuk produk VCO masih dalam tahap perbaikan produk. Saat ini warga Padukuhan Boro mendapat pendampingan dari Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta. Melalui program pengabdiannya, para dosen dan mahasiswa mendampingi masyarakat untuk membuat VCO dan menyediakan botol. Sedangkan warga menyediakan kelapa sebagai bahan baku.
Virgin Coconut Oil, adalah minyak kelapa murni yang diekstrak dari daging kelapa segar tanpa pemanasan tinggi atau bahan kimia, sehingga mempertahankan nutrisi dan memiliki aroma khas.
Minyak ini kaya akan asam laurat dan medium-chain triglycerides (MCT) serta memiliki berbagai manfaat, seperti menjaga kesehatan jantung, mendukung metabolisme tubuh, melembabkan kulit, dan sebagai antimikroba.
Dukuh Boro 2 merasa yakin masa depan warga Boro adalah pertanian. Sehingga inovasi di bidang pertanian sangat diperlukan. Inovasi itu, antara lain terkait dengan produk turunan dari hasil pertanian. (Ono)








